Sejarah dan Perkembangan Facebook


Pendahuluan
Keadaan sosial masyarakat mulai mengalami perkembangan dari zaman kezaman. Begitupun cara berinteraksi antar masyarakat sudah mulai maju dan terbilang efektif. Tentunya ini adalah ditunjang dari perkembangan-perkembangan sarana interaksi yang pesat dari zaman ke zaman. Terbilang efektif dikarenakan cara berinteraksi saa ini yang bersaranakan perangkat modern sudah tidak mengenal jarak lagi. ini tentunya adalah hasil dari kemajuan yang dibuat oleh ilmuwan-ilmuwan pakar di bidang Informasi dan komunikasi.

Salah satu fenomena yang perkembanganya sangat pesat dari sejarah berdirinya adalah Internet. Istilah lainnya adalah dunia maya. Sebuah dunia yang menyuguhkan berbagai hal tentang informasi dan lain2nya. Para "user" Internet dahulu pada awalnya, mereka hanyalah untuk berbagi informasi jarak jauh antar Pasukan yang berperang. Akan tetapi pada saat ini para "user' sudah bermacam-macam jenisnya. Mulai dari berbagai lapisan masyarakat sudah mengenal Internet, bahkan menjadi " user". Mereka adalah pelajar, guru, mahasiswa, dosen, pedagang, pengusaha, perusahaan, sekolah-sekolah, Universitas-universitas, pengangguran, dan masih banyak para "user" yang tidak bisa di sebutkan disini.

Dewasa ini sedang ramai di gunakan situs-situs jejaring sosial yang tumbuh subur di dunia maya. Situs jejaring sosial ( bahasa inggris : social network)s itu sendiri adalah sebuah fenomena internet yang mewakili generasi muda. Situs-situs ini sering digunakan untuk mencari jodoh (bahasa Inggris:online dating). Pada perkembangannya, modus yang sama juga digunakan untuk mencari teman. Salah satu jenis situs seperti ini yang populer adalah di Indonesia Friendster (juga merupakan yang pertama) dan Myspace serta Facebook di Amerika Serikat dan Kanada.
Sebelum masuk lebih dalam membahas tentang sejarah Facebook, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu pengertian global tentang internet.

Sejarah dan perkembangan Internet.

Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Rangkaian pusat yang membentuk Internet diawali pada tahun 1969 sebagai ARPANET , yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET termasuk kaedah rangkaian tanpa-pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaedah pertukaran paket (packet switching). Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal hari ini. Pada sekitar 1990-an, Internet telah berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.

Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.

Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government .
Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette .

Terdapat kebimbangan masyarakat tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga. Hingga tahun 2007, Indonesia masih belum memiliki Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang masih ada kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi adalah UU Telekomunikasi tahun 1999.

Internet juga disalahkan oleh sebagian orang karena dianggap menjadi sebab kematian. Brandon Vedas meninggal dunia akibat pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam internet.

Negara dengan akses internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada penduduknya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk akses internet yang umum, yaitu dial-up , dan jalurlebar . Di Indonesia, seperti negara berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC masih juga rendah, lainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet akses seperti warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses internet adalah di kampus dan di kantor. Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel Tergantung dari operator (Telkomsel, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.

Itu barang kali sekelumit tentang internet yang merupakan dunia tempat bercokolnya facebook. Dan kita juga semua merasakan saat ini internet sudah menjadi dunia kedua dalam kehidupan manusia (dunia maya). Barangkali kita tidak terlalu membahas terlalu jauh tentang internet, karena fokus bahasan kita saat ini adalah situs Jejaring sosial Facebook.

Facebook

Asal mula Facebook berawal ketika Mark Zuckerberg (saat itu mahasiswa semester II Harvard University) membuat sebuah situs kontak jodoh untuk rekan-rekan kampusnya. Zuckerberg yang terinspirasi dari situs Hot or Not menamai situs buatannya Facemash.com. Metode situs ini yaitu menampilkan dua foto pasangan (pria dan wanita), di mana selanjutnya dua pasangan ini akan dipilih oleh para anggota situs mana pasangan yang paling “hot”. Nah, untuk menampilkan foto-foto pasangan di situs ini, Zuckerberg berupaya dengan segala cara mencari foto-foto rekannya dengan cara keliling ‘door-to-door’ untuk meminta foto.

Saking nekatnya, Zuckerberg membobol akses jaringan komputer kampusnya untuk mendapatkan foto-foto tambahan. Namun aksi ini diketahui pihak kampus dan mereka selanjutnya memblokir situs Facemash.com diikuti dengan tindakan sanksi kepada Zuckerberg dengan ancaman akan memecatnya dari kampus (walaupun ancaman ini tidak jadi direalisasikan). Atas tindakannya itu, Zuckerberg membela diri dengan mengatakan “Tindakan pihak kampus yang memblokir situs facemash.com memang benar alasannya, namun sayang mereka tidak menyadari potensinya yang bisa saja menjadi alat pendongkrak popularitas bagi kampus itu sendiri”. Ia melanjutkan “Cepat atau lambat, nanti juga akan ada orang lain yang membuat situs serupa” .

Perkembangan Facebook

Tahun 2004
Tidak kapok, pada semester berikutnya, tepatnya pada tanggal 4 Februari 2004, Zuckerberg membuat sebuah situs baru bernama “The Facebook” yang beralamat URL:..http://www.thefacebook.com.. Untuk situs barunya ini, Zuckerberg berkomentar sarkas: “Menurutku upaya pihak kampus yang ingin membuat media pertukaran informasi antar civitas akademik yang butuh waktu bertahun-tahun adalah hal yang konyol. Dengan situsku ini, aku bisa mengerjakannya cuma dalam waktu seminggu saja”.

Saat pertama kali diluncurkan “The Facebook” hanya terbatas di kalangan kampus Harvard saja. Dan sungguh menakjubkan! Dalam waktu satu bulan para penggunanya sudah mencakup lebih dari setengah jumlah mahasiswa Harvard saat itu. Selanjutnya, sejumlah rekan Zuckerberg turut bergabung memperkuat tim thefacebook.com. Mereka adalah Eduardo Saverin (analis usaha), Dustin Moskovitz (programmer), Andrew McCollum (desainer grafis), dan Chris Hughes.

Bulan maret 2004, thefacebook.com mulai merambah ke beberapa kampus lain di kota Boston, AS dan juga ke sejumlah kampus ternama seperti Stanford, Columbia, Yale, dan Ivy League. Tak butuh waktu lama, situs ini telah tersebar penggunaannya di hampir semua kampus di AS dan Kanada. Bulan Juni 2004, Zuckerberg, McCollum dan Moskovitz memindahkan markas ke Palo Alto, California. Di sini mereka turut dibantu juga oleh Adam D'Angelo dan Sean Parker.

Pertengahan 2004, thefacebook.com mendapat investasi pertamanya dari
salah seorang pendiri PayPal, Pieter Thiel.

Tahun 2005
Bulan Mei 2005, thefacebook.com mendapat suntikan dana segar hasil join venture dengan Accel Partners. Tanggal 23 Agustus 2005, thefacebook secara resmi membeli nama domain mereka dari Aboutface.com seharga USD 200.000 dan sejak saat itu penggalan frase “the” tidak dipakai lagi sehingga nama mereka resmi menjadi facebook.com.

Pada tahun 2005 ini juga, facebook telah memperluas jangkauan pengguna ke kalangan pelajar SMA. Masih di tahun yang sama, sejumlah universitas di Meksiko, Inggris Raya, Australia dan Selandia Baru juga sudah bisa menikmati jaringan Facebook.

Tahun 2006
Awal tahun 2006, Facebook diisukan akan diakuisisi oleh sebuah perusahaan dengan harga USD 750 juta, bahkan tawarannya melonjak hingga USD 2 miliar. Namun kabar ini tak terbukti. Pada bulan April 2006, Facebook mendapat suntikan dana segar USD 25 juta hasil investasi dari Peter Thiel, Greylock Partners, dan Meritech Capital Partners. Bulan Mei tahun yang sama Facebook mulai merambah benua Asia melalui India. Di pertengahan tahun, gilliran Israel dan Jerman. Akhirnya pada 11 September 2006, Facebook merubah status registrasinya menjadi “free to join” bagi semua pemilik alamat email valid di seluruh dunia.

Tahun 2007
Bulan September 2007, Microsoft mengumumkan telah membeli 1,6% saham Facebook senilai USD 15 miliar. Dalam pengambilan saham ini juga tercakup kesepakatan bahwa Microsoft memiliki hak untuk memasang iklan mereka di Facebook. Melihat langkah ini sejumlah pemain raksasa lain seperti Google, Viacom, Friendster juga mengungkapkan minat mereka untuk berinvestasi di Facebook. Sebelumnya di tahun 2006, Yahoo! telah menawarkan tawaran akuisisi senilai USD 1 miliar. November 2007, seorang miliuner Hongkong Li Ka-shing menanam investasi senilai USD 60 juta di Facebook.

Tahun 2008
Pada Agustus 2008, majalah Business Week melaporkan sejumlah pihak lain telah ikut menanamkan saham di Facebook sehingga diperkirakan nilai Facebook berkisar antara USD 3.75 miliar sampai USD 5 miliar.

Situasi Situs

Pengguna Facebook kini dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur berdasarkan kota, lokasi kerja, sekolah maupun negara. Jaringan-jaringan ini kemudian akan menghubungkan para anggotanya. Sesama pengguna dapat berhubungan dengan teman-temannya dan bisa saling melihat isi profil pribadi.

Situs Facebook mendapatkan pemasukan utama dari iklan-iklan yang terpasang padanya. Para pengguna bebas membuat profilnya masing-masing yang di dalamnya bisa berisi foto dan info-info pribadi lainnya. Selain itu dapat juga saling mengirim pesan, bergabung dengan sebuah grup atau lebih. Secara default, Facebook mengatur profil pengguna hanya bisa diakses oleh sesama pengguna yang telah berteman. Namun pengaturan ini bisa nanti dirubah jika diinginkan.

Microsoft adalah mitra eksklusif Facebook dalam menayangkan iklan-iklan banner. Inilah sebabnya mengapa Facebook hanya menayang iklan-iklan yang termuat dalam jaringannya Microsoft. Menurut comScore (situs periset internet marketing) saat ini Facebook mengumpul data pengguna sebanyak yang dikumpulkan oleh Google dan Microsoft.

Dalam hal tampilan, Facebook sering dibanding-bandingkan dengan MySpace dan Friendster. Namun perbedaaan utama antara mereka ialah MySpace dan Friendster mengizinkan pengguna mendekorasi tampilan profilnya dengan fitur HTML dan CSS, sedangkan Facebook hanya mengizinkan fitur teks saja sehingga semua tampilan profil pengguna terlihat seragam.

Fitur

Facebook memiliki sejumlah fitur interaksi antar sesama pengguna yang di antaranya adalah fitur ‘Wall/Dinding’, ruang tempat sesama pengguna mengirimkan pesan-pesan terbuka, ‘Poke/Colek’, sarana untuk saling mencolek secara virtual, ‘Photos/Foto’ ruang untuk memasang foto, dan ‘Status’ yang menampilkan kondisi/ide terkini pengguna. Mulai Juli 2007, Facebook mengizinkan pengguna untuk mengirim berbagai lampiran (tautan, aplikasi, dsb) langsung ke Wall/Dinding, di mana sebelumnya yang diizinkan hanya teks saja.

Seiring perjalanan waktu, Facebook menambahkan beberapa fitur baru ke dalam situsnya. Pada September 2006, Facebook mengumumkan peluncuran News Feed/Rangkaian Kabar Berita yang berisi kilasan informasi dari masing-masing pengguna. Mulanya fitur ini bersifat terbuka dan bisa dilihat oleh siapa saja. Namun setelah mendapat keluhan dari beberapa pengguna, pihak Facebook merubah pengaturan fitur ini sehingga kini pengguna dapat mengatur mana yang bisa ditampilkan di News Feed/Rangkaian Kabar Berita dan mana yang tidak.

Fitur Catatan/Notes ditambahkan pada 22 Agustus 2006. Dalam fitur ini pengguna bisa mengimpor tulisannya di blog lain (Xanga, LiveJournal, Blogger, dll) untuk ditampilkan di Facebook. Tanggal 7 April 2008, Facebook meluncurkan salah satu fitur favorit yaitu ‘Chat/Obrolan’, tempat di mana para pengguna bisa saling berkirim pesan pribadi secara langsung dan real time.

Fitur ‘Gifts/Hadiah’ dimulai pada 8 Februari 2007. Fitur ini adalah fitur untuk saling berkirim hadiah. ‘Hadiah’ bisa dibeli dengan harga USD 1 dan ditambahkan pesan pribadi. Tanggal 14 Mei 2007, Facebook memperkenalkan ‘Marketplace’ yang mengizinkan pengguna untuk beriklan secara gratis. Fitur beriklan gratis ini dibuat untuk menyaingi fitur serupa yang diperkenalkan oleh Craiglist.

Juli 2008, Facebook merapikan tampilan situs sehingga setiap kategori (dinding, info, foto, dll) memiliki tab-tab terpisah. Mulai Maret 2009, Facebook merapikan tampilan “Home/Beranda”.

Platform Facebook

Pada 24 Mei 2007, Facebook mempromosikan Facebook Platform. Ini adalah sarana bagi para pengembang software untuk menciptakan aplikasi yang bisa digunakan di Facebook. Langkah ini segera disambut oleh para pengembang software sehingga sampai 25 Maret 2009 tercatat ada 52.000 aplikasi dengan jumlah pengembang sebanyak 660.000 pihak.

Siapakah Mark Zuckerberg ?

Mark Elliot Zuckerberg dilahirkan di White Plains, New York, 14 Mei 1984; umur 25 tahun). Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah seorang programer komputer dan pengusaha asal Amerika Serikat. Menjadi kaya di umurnya yang relatif muda karena berhasil mendirikan dan mengembangkan situs jaringan sosial Facebook di saat masih kuliah dengan bantuan teman Harvardnya Andrew McCollum dan teman sekamarnya Dustin Moskovitz dan Crish Hughes. Saat ini ia menjabat sebagai CEO Facebook.

Forbes (situs yang membukukan miliuner-miliuner dunia) mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika. Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders.
Zuckenberg adalah anggota Alpha Epsilon Pi . Pada awalnya Mark Zuckerberg hanyalah seorang mahasiswa dari Universitas Harvard.Zuckerberg lalu membuat suatu sistem jejaring sosial untuk kelasnya.Tetapi setelah ia membuat sistem tersebut,ternyata semakin banyak saja orang yang tergabung didalamnya.Sistem itu lama kelamaan telah menjaring universitas terdekat dari tempatnya kuliah,dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat ini.

Dari situasi inilah,Zuckerberg berinisiatif untuk mengembangkan sistem jejaring tersebut.Mula-mula Zuckerberg mengembangkan sistem ini dan memberi nama Facebook.Zuckerberg dan kawan-kawannya lalu menyewa tempat di Palo Alto,California sebagai tempat untuk mengembangkan Facebook.Karena keasyikan untuk mengembangkan proyek Facebook,maka Zuckerberg lupa akan kuliahnya.Zuckerberg dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit antara memilih pendidikannya atau bisnis proyek yang sedang dia kembangkan.Dengan sikap yang optimis Zuckerberg dan kawan-kawannya memilih untuk meninggalkan kuliah mereka,dan memfokuskan diri pada proyek Facebook tersebut.

Penutup

Perkembangan terakhir facebook saat ini sangatlah pesat. Dari segi member, fitur dan hal-hal baru terus bertambah banyak. Dan ini lumayan berdampak pada bentuk facebook itu sendiri. Dan dampak ini bisa jadi disukai oleh user bisa jadi tidak. Karena dampak yang dirasakan oleh para user pada saat ini adalah lambatnya loading ke dalam situs Facebook.

Terakhir penulis mencukupkan sampai disini dahulu pembahasan sejarah dan perkembangan facebook. Cukup menarik memang pembahasan facebook saat ini. Karena fenomena facebook saat ini sedang sangat menggurita. Semoga makalah ini bisa bermanfaat. Jangan sampai kita hanya sebagai pengguna facebook tetapi tidak mengetahui apa dan siapa pendiri facebook.

Penulis juga mengharapkan kritikan yang konstruktif supaya makalaini lebih baik kedepanya. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Wallahu 'alam bis showab.

Data Facebook :
- Tipe : Perusahaan Swasta
- Didirikan : Cambridge, Massachusetts ( 4 Februari 2004)
- Letak : Palo Alto, California
- Tokoh Penting : * Pendiri, CEO, dan Presiden
( Mark Zuckerberg ).
* Pendiri dan wakil Presiden Teknis ( Dustin Moskovitz).
* COO ( Chief Operating officer) Owen van Natta.
* Wakil Presiden Startegi dan Operasi Bisnis, Matt Cohler.
* Pendiri ( Chris Hughes ).
- Industri : Internet
- Pendapatan : 300 juta USD ( estimasi 2008 )
- Karyawan : 700 ( November 2008)

Selengkapnya......

Al qur'an dan Umat Islam


Oleh: syaiful wirawisastra

PROLOG
Di zaman yang modern ini, di zaman yang mana ilmu pengetahuan berkembang pesat, kita lihat banyak sekali orang yang bersaing dalam mengkaji ilmu. Entah itu ilmu alam, sosial, teknologi, sampai pada internet yang kita selalu pakai untuk berdakwah, walaupun ujungnya dan akhirannya sampai pada dakwah bil hub.

Umat manusia kini berkembang. Kita bisa melihatnya. Pengahasilan milyaran dolar pada facebook, situs-situs, dan teknologi lainya. Orang-orang yang merasa dirinya hebatpun tidak ingin ketinggalan, dan ikut turut andil. Kecuali bagi orang-orang yang tidak mengerti dan tidak faham. Kecuali juga bagi orang yang hanya ingin menjadi penonton bukan pemain.

Kita perhatikan dan cermati. Mayoritas dari orang-orang yang sukses itu. Apakah mereka orang islam? Padahal orang islam itu mempunyai al-Quran, yang mana dengan mengamalkannya orang islam akan jauh diatas dari mereka, jauh dari orang-orang yang sukses sekarang.

Kita lihat saja zaman dulu, ketika zaman para sahabat dan tabiin. Islam menjadi agama yang diakui kehebatannya oleh agama lain. Diakui keilmuannya, diakui akhlaknya dan diakui segalanya. Dan itu semua dikarenakan umat islam selalu membaca dan mengamalkan setiap ayat yang terkandung dalam al-Qur’an.

Namun sayang umat islam sekarang mulai pudar dalam pengamalan al-Quran. Mereka sekarang lebih disibukkan dengan teknologi dan gemerlap dunia semata. Ibarat racun yang terus menyebar, umat islam terus digerogoti dan dilupakan dengan pembimbing hidupnya di dunia ini. Maka apalah artinya umat islam tanpa alquran. Berjalan di jalan dan tempat yang gelap gulita tanpa lentera serta cahaya yang menerangi.

PEMBAHASAN

MAKNA AL-QURAN
Secara bahasa al-Quran adalah qara’a atau tilawah yang berarti membaca atau bacaan . Dan menurut istilah atau secara terminologi al-Quran adalah kalam Allah atau firman Allah yang turun pada nabi Muhammad saw, diturunkan secara mutawatir, yang beribadah jika membacanya, tertulis pada mushaf-mushaf, dibuka dengan surah Alfatihah, dan ditutup dengan surah Annas.

Kita sama ketahui, al-Quran adalah kalam Allah yang turun pada nabi Muhammad saw. Ia bukan bikinan, dan bukan makhluk seperti yang dikatakan ulama dari kalangan mu’tazilah. ataupun orang-orang kafir yang mengatakan bahwa al-Quran adalah buatan nabi Muhammad semata. Padahal kita ketahui pula bahwa nabi Muhammad adalah seorang yang ummi. Seorang yang tidak bias mmbaca dan menulis.

Oleh sebab itu banyak diantara kaum kafir yang mencoba membuat sesuatu yang menyerupai al-Quran. Namun ternyata mereka tidak bisa, dan malah kekonyolan yang ada ketika membaca hasil buatan mereka itu. Karena sungguh benar al-Quran itu adalah kalam Allah. Hal ini tercatat dalam al-Quran sendiri, dan Allah menantang mereka, yaitu orang yang berkata bahwa al-Quran adalah bikinan nabi Muhammad untuk menulis yang semisal al-Quran. Jika mereka tidak sanggup maka mereka disuruh untuk menulis satu surah saja. Dan pada akhirnya mereka pun tidak bisa menandingi al-Quran.

Al-Quran merupakan kitab suci umat islam. Dan ia wajib diyakini kebenarannya. Ia mempunyai beberapa nama dan keistimewaan . Diantaranya adalah:

• Alkitab : karena ia tertulis (ad dukhan:1)
• At tanzil : karena diturunkan oleh Allah swt (fusilat:42)
• Ad dzikr : karena al-Quran adalah peringatan (al hajr:9)
• Al furqan : karena al-Quran adalah pembeda (al furqan:1)

Sedangkan keistimewaan al-Quran diantaranya,walaupun banyak keistimewaan yang lain. Pertama adalah al-Quran sebagai nur atau cahaya, kemudian al-Quran sebagai hidayah, karena didalamal-Quran terdapat bukti yang jelas tentang hak dan yang bathil. Selain itu keistimewaan al-Quran adalah sesuatu yang mulia, karena al-Quran terjaga dari perubahan dan penggantian atau penambahan dan pengurangan. Dan yang terakhir yang sama kita ketahui, al-Quran adalah syifa. Obat dari kebodohan jika kita mengamalkan apa yang didalamnya.

TURUNNYA AL-QURAN
Nabi Muhammad saw adalah objek diturunkannya al-Quran. Karena al-Quran sendiri merupakan mukjizat yang diberikan Allah pada beliau. Al-quran turun melalui pelantara malaikat jibril alaihi salam. Adapun proses penurunannya terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama turun ke lauh mahfuz dengan jalan dan waktu yang tidak diketahui. Dan yang mengetahui hanya Allah semata. Dan jumlah yang turun adalah sejumlah sekaligus.

Tahap kedua adalah dari lauh mahfuz ke sama’ addun ya dengan satu jumlah sekaligus. Dan ini diturunkan pada malam lailatul qodar. Lalu berikutnya tahapan ketiga. Al-Quran ditunkan dari sama’ dun ya ke bumi pada hati nabi Muhammad saw, berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun , dan melalui pelantara malaikat jibril.

Adapun hal jibril dalam menyampaikan wahyu pada nabi Muhammad saw bermacam-macam caranya. Terkadang lewat mimpi, seperti gemerincing lonceng, menyamar sebagai manusia, dan pernah jibril suatu ketika menyampaikan wahyu dengan wujud aslinya.

UMAT ISLAM
Umat islam dalah umat yang selamat. Umat yang mengikuti ajaran dan risalah nabi Muhammad saw, dengan yang pertama kali dilkukan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan diikuti dengan rukun islam lainnya yang lima.

Umat islam dari masa kemasa terus berkembang dan diakui oleh seluruh dunia. Karena umat islam mempunyai pedoman hidup yang sangat berharga dan tidak boleh dipisahkan. Yaitu al-quran. Al-Quran adalah spirit kebangkitan umat islam.

MASYARAKAT ARAB KETIKA AL-QUR’AN TURUN DAN MASA SAHABAT
Sebenarnya ada kesamaan antara zaman sekarang dengan masyarakat arab. Yaitu masalah orang kafir yang mengingkari kebenaran al-quran dan menyatakan bahwa al-Quran itu hanyalah bikinan nabi muhammab saw. Namun zaman sekarang terlepas dari kaum kafir arab saja. Zaman sekarang, orang kafir seluruh dunia menyatakan hal yang serupa.

Ketika al-Quran diturunkan, orang arab ketika itu banyak yang masuk pada agama islam. Dikarenakan gaya bahasa alquran yang begitu menakjubjan.termasuk salah satunya khalifah mar bin khattab yang masuk islam setelah mendengar adik perempuan beliau membaca surah toha. Dan tentunya pula atas hidayah dari Allah.

Setelah waktu ke waktu, alquran pun mengisi relung hati demi hati penduduk arab. Khususnya penduduk kota madinah. Sedidit demi sedikit menjadi bukit banyak yang masuk islam. Alquran pun menjadi panutan dan sumber pedoman masyarakat muslim ketika itu.

Apalagi pada masa sahabat dan masa tabiin. kita tahu pada zaman khulafaurosidin adalah zaman keemasan bagi umat islam. Karena pada zaman tersebut alquran banyak yang mengamalkan. Termasuk para pemimpinnya sendiri.

UMAT ISLAM MASA SEKARANG
Sekarang kita rasakan umat islam penuh keterpurukan. Hanya sedikit yang mau mengamalkan amalan yang ada pada alquran. Kita telah diperangi oleh peradaban barat yang sebenarnya menyontek dan menyalin peradaban islam. Dan sekarang kita bangga dengan mengikuti peradaban mereka yan g akan membawa pada kesengsaraan kita.

Kesengsaraan dalam akhlak kita didunia, dan kesengsaraan kita di akhirat kelak.
Sebenarnya mereka, tidak akan bisa mengalahkan kita dengan senjata apapun yang yang kita miliki. Tapi ternyata mereka mengetahui kelemahan kita. Mereka menjauhkan kita dengan alquran. Dan sekarang kita malah terprofokasi oleh mereka dan menentang apa yang ada pada al-quran sendiri.

Al-quran sepatutnya mendapatkan layanan dari pembaca dan penganutnya. Layanan ini bukan hanya dengan meletakkan, mengambil, dan membacanya saja. Malah lebih utama yaitu penghayatan, suruhan dan menjauhi larangannya.

Suasana inilah yang melonjakkan umat dulu ke paras tertinggi indeks kecemerlangan. Kecemerlangan yang digapai bukannya dalam satu bidang tertentu saja, malah dalam segala bidang. Malangnya generasi ini telah lama meninggalkan kita.

Walaupun mereka tiada bersama kita lagi, tapi sejarah mereka tetap utuh tersimpan masih segar kalau mahu ditelaah dan dipelajari.

Mereka membaca al-Quran bukan hanya untuk panduan hukum agama sahaja, malah menjadikannya sebagai buku panduan 'the way of life' bukan hanya untuk kesempurnaan fardu ain, tapi juga fardu kifayah.

Cuba lihat apabila mereka membaca ayat al-Quran mengenai aurat, mereka bukan berlomba-lomba membeli kain di pasar untuk menutup aurat tapi mereka berfikir lebih jauh daripada itu. Mereka berfikir bagaimana hendak mencipta pakaian, bagaimana membuat pabrik pakaian, malah merancang untuk menguasai pasaran pakaian dan fashion.

Begitu juga apabila mereka membaca ayat mengenai kebersihan, mereka bukan saja membersihkan najis, tapi juga mencari ide bagaimana menciptakan teknologi alat kebersihan, pabrik, malah import-eksport, Di balik kepintaran itu, mereka adalah generasi punya akhlak yang tinggi.

EPILOG

Begitulah al-Quran memberi inspirasi berfikir dan berzikir. Seyogyanya kita bisa mendekati al-Quran untuk mempertajamkan akal dan memperkuatkan peribadi. Caranya:

• banyak membaca al-Quran
• banyak mendengar al-Quran
• memahami al-Quran
• menjadikan al-Quran sebagai obat mujarab untuk menyelesaikan masalah sosial
• menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum.

Masalah bermula apabila kita melupakan al-Quran, tidak membacanya. Kalau dulu, waktu Maghrib kedengaran suara orang membaca al-Quran sayup-sayup dari rumah ke rumah, tapi kini yang kedengaran hanya suara tv dan radio.

Kalau baca pun banyak salah, tidak coba memahaminya, tidak menjadikannya sebagai panduan untuk merawat penyakit masyarakat dan kemanusiaan. Kalau adapun, dijadikan untuk masalah perkawinan.

ketika Rum dan Parsi jatuh ke tangan orang Islam, pemimpin Rum berbicara mengungkapkan kekaguman mengenai tentera Muslim.

komentar mereka, orang Islam itu suka salat pada malam hari dan berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, menyeru orang melakukan kebaikan, melarang daripada kejahatan dan membagikan harta rampasan perang sama banyak antara mereka.

Umat Islam berada pada zaman kecemerlangan karena ditempa dan dibentuk oleh al-Quran. Melihat kepada kondisi sekarang, kita dan al-quran serasa ditempat yang berbeda.

Kita lihat cina. Mereka non muslim namun bisa menjadi sukses. Kita tahu kenapa mereka seperti itu? Itu karena mereka selalu memanfaatkan menit demi menit dalam hidup mereka . Oleh karena itu. Mari kita, umat islam kembali lagi pada al-Quran. Dan kembalikan kejayaan islam dengan al-Quran.

Selengkapnya......

Ujian Itu Bernama Kehidupan



Oleh : Taufan Januardi


Hidup ini adalah ujian. Dan manusia tidak akan bisa tumbuh berkembang tanpa adanya ujian. Akan tetapi tidak semua dari kita bisa menyikapi ujian yang diberikan Allah SWT dengan sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan imtihan yang akan segera kita hadapi yang merupakan salah satu dari sekian banyak ujian yang ada, tidak hanya kemampuan intelektual kita yang diuji dalam imtihan ini akan tetapi ruhaniah kita juga diuji ketika itu, karena dengan modal usaha tamam muqorror saja belum cukup, ada peran doa dan hubungan yang baik antara hamba dan Allah SWT di sana.

Adapun orang yang lulus dengan hasil yang memuaskan tanpa disertai dengan doa bisa jadi kurang terasa berkesan, akan tetapi sebaliknya, walaupun sakit rasanya, kita akan merasa puas jika usaha dan doa sudah maksimal walaupun kenyataan yang terjadi tidak seperti apa yang didambakan. Akan tetapi kembalikanlah segala sesuatunya itu kepada Sang Pencipta yang tentunya jauh lebih mengetahui segala macam hikmah di baliknya.

Setiap kita pernah merasakan ujian, akan tetapi tidak setiap kita bisa memaknai artinya, karena penyikapan kita terhadap ujian itu berbeda dan kadar ujiannya pun tidak sama. Ada orang yang hanya terduduk lemas dan bersandar pada dinding penyesalan tanpa pernah bangkit hanya meratapi kepingan harapannya yang telah hancur terlindas kenyataan dan terbentur takdir karena asa dan realita tak pernah berjalan berdampingan. Adapula orang yang berani menghadapi ujian itu dengan keyakinan dan kedewasaan.
Apabila disuguhkan kepada kita beberapa cangkir kopi dengan berbagai corak cangkir yang berbeda mulai dari cangkir keramik, logam, kaca hingga cangkir plastik yang biasa-biasa saja, mungkin mayoritas diantara kita lebih memilih kopi yang dituangkan dan disajikan dengan cangkir keramik, logam ataupun paling sederhana yang kita pilih yaitu cangkir dari kaca. Sedikit sekali yang berminat minum menggunakan cangkir plastik jikalau kondisinya adalah memilih diantara berbagai macam cangkir tersebut. Mungkin kita merasakan rasa nikmat tersendiri tatkala menengguk kopi dari cangkir keramik yang kita pilih dan juga akan merasakan rasa yang berbeda pula apabila kita menengguk kopi dari cangkir plastik yang biasa saja padahal isi dari kesemua cangkir itu sama dan dari satu sumber teko yang sama akan tetapi tampilan luarnyalah yang membuatnya terlihat elok ataupun berbeda sehingga paradigma orang yang merasakan minum dari cangkir tersebut pun serasa berbeda.

Begitupula kehidupan ini. Terkadang kita hanya melihat dan merasakan sesuatu berdasarkan yang terlihat oleh kasat mata saja, cukup menilai sesuatu hanya dari luar tanpa pernah menelusuri apakah yang terlihat dari luar itu sama dengan apa yang berada di dalamnya. Kita cenderung memilih sesuatu yang kita anggap indah serta ideal dan itu wajar saja selama kita manusia. Ibarat kopi dalam cangkir, kehidupan kita adalah kopi yang seharusnya lebih kita nikmati rasanya daripada sekedar melihat cangkir yang menghiasinya. Adapun cangkir dari apapun bahannya hanyalah penghias kehidupan yang seringnya digunakan sebagai pemanis ataupun sarana dalam mengarugi kehidupan ini. Akan tetapi kerap kali kita lebih terfokus kepada cangkir daripada isinya, kita lebih terfokus kepada suatu hasil terlepas hasil itu memuaskan ataupun tidak. Isi cangkir itu adalah kehidupan yang semestinya lebih kita nikmati, isi cangkir itu adalah jerih payah usaha di setiap hembusan nafas kehidupan kita, isi cangkir itu yang akan lebih bernilai dibandingkan cangkir yang mewadahinya karena bagaimanapun juga sesungguhnya yang kita inginkan adalah kopi tersebut bukan cangkirnya. Begitupun Allah SWT yang memberikan kehidupan kepada kita, Allah SWT tidak melihat cangkir yang mewadahi kopi tersebut karena “cangkir” tersebut sekedar penghias yang dibuat sedemikian rupa oleh Allah SWT.

Kekayaan, kedudukan, penghormatan, wajah yang rupawan, najah ataupun rasib adalah cangkir yang mewadahi kopi dan bukanlah segalanya dalam hidup ini. Meskipun cangkir tersebut merupakan ujian bagi siapa saja yang memegangnya. Akan tetapi Allah SWT lebih melihat kepada usaha dalam mencapai hasil yang kita inginkan dan itu merupakan ujian di dalam ujian, karena kalaulah ternyata hasil yang kita tuai adalah ketidaksesuaian dengan harapan kita, maka bisa jadi itu menjadi jalan perubahan bagi kita atau Allah SWT sedang memuliakan kita dengan ujiannya ataupun juga malah sebaliknya kita mengutuk dan mencerca jerih payah yang pernah kita lakukan tatkala kita ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dan itulah ujian hidup sesungguhnya, yang mungkin saja orang yang memiliki cangkir bagus tidak lebih baik daripada orang yang mempunyai cangkir biasa. Bahkan mungkin bisa dipandang gagal dalam pandangan manusia pada umumnya.

Ujian sudah di depan mata. Tak kita hampiri pun ia akan datang dengan sendirinya dan hasil bukanlah segalanya karena Allah-lah yang menentukan hasilnya. Dan Allah SWT tidak akan pernah dzalim dengan usaha yang dilakukan hamba-Nya kalaupun ternyata sudah usaha sekuat tenaga akan tetapi predikat rasib yang didapat maka ujian yang kita dapat lebih besar daripada ujian yang orang lain dapat dan natijahnya pun akan lebih besar di mata Allah SWT jikalau kita bisa mengerjakannya dengan baik.

Disamping kita musti optimis dengan apa yang kita cita-citakan, terkadang kita juga musti melihat sesuatu itu dari belakang ataupun dari sudut terburuk yang tidak kita inginkan. Karena ketentuan keinginan ada dua; kalaupun keinginan kita sejalan dengan realita maka itu yang kita harapkan benar-benar terjadi, adapun kemungkinan yang kedua adalah jikalau asa kita tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi maka hal itu merupakan suatu ujian buat kita.

Cobalah sejenak ataupun sesekali kita melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin kita akan objektif dan lebih bisa melihat kekurangan diri tatkala dipandang dari kacamata orang lain. Begitu juga untuk menghargai sebuah hasil yang kita capai selain dengan cara bersyukur kepada Allah SWT terhadap apa yang telah dikehendaki-Nya, mungkin ada baiknya juga jikalau kita memposisikan diri sebagai orang yang belum beruntung diberikan hasil yang memuaskan. Adapun bagi orang yang merasa dirinya gagal serta hasil yang didapat jauh dari kata sempurna ataupun belum mendapatkan kenajahan, mungkin di setiap detik waktu yang berjalan terasa amat lama, yakinlah selalu Allah SWT sedang memperhatikan kita, cuma bagaimana kita menyikapi bentuk perhatian Allah SWT itulah yang musti kita respon dengan sikap terbaik. Karena tidak akan pernah merasa hina walaupun hasil yang didapatkan jauh dari sempurna di hadapan manusia jika kita menggantungkan segala urusan kita kepada Allah.

Kita tidak pernah tahu rasanya sakit karena terjatuh jikalau kita belum pernah terjatuh. Kita tidak pernah tahu pilu rasanya bertepuk sebelah tangan jika kita belum pernah merasakan sisi lain dari mencinta dan kita tidak pernah merasakan lamanya waktu berlalu apabila kita belum pernah merasakan kehilangan. Untuk mengetahui itu semua, tidak perlu menunggu mengalami kondisi seperti itu, karena ujian setiap kita berbeda dan yang menjadi sama untuk kita semua adalah apakah kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari apa yang kita dapat dan kita lihat.

Janganlah seperti orang merugi atau orang kafir yang menyesali diri di kemudian hari tatkala ternyata janji Allah SWT itu benar adanya. Jangan pula seperti Fir’aun yang begitu angkuh dan enggan menerima kebenaran yang disampaikan oleh nabi Musa AS sehingga butuh ditenggelamkan untuk mengorek isi hatinya dan mengakui kebenaran yang dibawa nabi Musa AS. Jangan pula menjadi orang-orang yang hanya bisa diam termangu menunggu, karena kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya dan waktu akan terus berjalan tanpa pernah menoleh dan tanpa pernah menghiraukan apa yang terseret sang masa. Selalu tanamkan dalam diri kita “hope for the best and prepare for the worst” karena kita tidak pernah tahu bagaimana hasil yang akan kita dapatkan kelak. Wallahu a’lam bi shawab.

Selengkapnya......

Demokrasi, Sebuah Jargon Politik


Oleh : Ekta Yudha Perdana

Pesta demokrasi terbesar telah berakhir. Saatnya menunggu mentari pagi menyambut dengan senyuman yang lebih berarti. Tak akan usang menunggu para politikus ulung memainkan kata dan bersilat lidah untuk menyukseskan apa yang mereka inginkan. Dengan agenda program dan janji-janji palsu telah disebarkan, air-air kemunafikan telah disemburkan. Dengan mengatasnamakan demokrasi banyak yang mendukung dan mendulang suara banyak di dalam pemilu. Memang kita terkadang tertipu dengan jargon yang disampaikan oleh para elite-elite politik, dan banyak dari masyarakat bahkan para aleg (anggota legislatif) yang tak mengerti esensi dari demokrasi tersebut.

Demokrasi. Siapa yang tidak tahu, atau setidaknya, tidak pernah mendengar tentang demokrasi? Semua orang pasti mengetahui tentang apa itu demokrasi. Demokrasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hampir semua negara di dunia sudah menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintahannya.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “Demos” yang berarti rakyat atau masyarakat, dan “Crato” yang berarti pemerintah. Berdasarkan terminologi ini, demokrasi mengandung makna pemerintahan mutlak ada di tangan rakyat. Atau yang lebih kita kenal dengan: dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintah yang memimpin sebuah negara demokrasi dipilih oleh rakyat, melalui suara terbanyak.

Hukum-hukum yang berlaku di negara demokratis adalah hukum-hukum manusia. Hukum ini dibuat oleh perwakilan rakyat, dan dijadikan sebuah hukum yang mengikat dalam bentuk undang-undang. Semua orang harus mematuhi undang-undang (hukum) buatan manusia ini. Siapa saja yang melanggar akan dikenai sanksi.

Pencetus sistem demokrasi adalah kaum kufar. Tujuan dari pencetusan sistem ini adalah untuk “menciptakan” persamaan hak bagi semua warganya. Namun dalam perjalanannya, sistem ini justru memicu munculnya berbagai faham yang menandinginya. Diantara faham tersebut diantaranya adalah fasisme dan komunisme, yang berseberangan dengan demokrasi itu sendiri. Setelah kedua faham tersebut musnah, demokrasi menjadi “jawara” sistem pemerintahan yang banyak digunakan oleh negara-negara di dunia.

Lantas, bagaimanakah pandangan Islam tentang demokrasi? Apakah sistem demokrasi ini sesuai dengan ajaran Islam?
Sebelum kita memasuki hukum tersebut maka yang harus dimengerti adalah makna dari politik itu. Dunia politik adalah dunia yang sarat dengan jargon dan ungkapan yang sangat bombastis. Karena watak dari politik adalah bagaimana mendapatkan dukungan dan suara sebanyak-banyaknya. Dan memang tidak jarang, jargon yang selalu didengungkan di dalam iklan partai politik terkadang tidak sesuai dalam tataran aplikatif.

Jargon demokrasi

Dan saat ini bukan hanya Indonesia saja yang ngetrend terminologi demokrasi, melainkan juga di dunia. Istilah demokrasi sangat kental di telinga kita semua. Dan setiap mereka punya istilah yang sama, tapi bisa jadi esensi dari demokrasi itu berbeda-beda.

Kita juga kenal dengan seorang proklamator Indonesia, Soekarno menggunakan istilah demokrasi, namun banyak kalangan juga yang menilai bahwasanya ia seorang diktator. Dan bukankah juga kita kenal dengan seorang yang dijuluki sebagia Bapak Pembangunan, ia mengusung nama demokrasi? Mempunyai nama yang sama, tetapi dalam isi dan esensi yang jauh berbeda. Demokrasi yang dibawa Soekarno dengan sebutan “demokrasi terpimpin” sedang demokrasi yang dibawa soeharto “demokrasi pancasila”.

Demokrasi tinggi “mahar”-Nya.

Setiap orang banyak mengungkapkan kata demokrasi, tetapi di lapangan jauh berbeda kenyataannya. Banyak obral janji mengatasnamakan akan mengusung faham demokrasi, padahal esensi dari demokrasipun disalahartikan. Dengan semakin moderennya kurun waktu saat ini, kata demokrasi adalah bentuk lawan dari kediktatoran, kedzaliman, keserakahan, korupsi. Dan partai yang berasaskan Islam tidak mengusung demokrasi. Karena sebagian umat Islam banyak yang berpendapat demokrasi bukan dari Islam, berarti harus dijauhi, dan dibuang ke tong sampah.

Jadi banyak partai yang tidak berasaskan Islam di Indonesia mengeluarkan statemen, bahwasanya partainya mengusung demokrasi. Memang terbukti jargon mengusung demokrasi sangat jitu dalam meraih suara. Kita lihat saja di negara kita, partai Islam kalah di Indonesia dibandingkan partai nasionalis, kenapa? Karena yang didengungkan partai Islam sesuatu yang masih phobia didengar oleh masyarakat.

Seperti khilafah Islamiyah, penegakan syariah. Itu yang membuat masyarakat Indonesia masih takut. Dan belum relevan untuk direalisasikan di Bumi Pertiwi saat ini. Tetapi kenapa jargon syariah, pendirian khilafah itu sudah dimunculkan di permukaan, bukankah semua butuh proses, dengan istilah “slowly but sure”?
Tetapi karena cerdiknya partai yang mengusung faham demokrasi -walau hanya sekedar jargon saja, tidak ada bukti kongkrit, dan tidak mendapatkan esensi dari faham itu- mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat. Karena masyarakat lebih takut seandainya syariah diterapkan di Indonesia; yang terpikir adalah potong tangan, rajam, dan segala sesuatu yang berbau kekerasan itulah syariah, yang akan diaplikasikan jika seandainya partai Islam menjadi penguasa di Indonesia.

Padahal sesungguhnya, malah kita ketahui, yang banyak melakukan korupsi, sekandal perempuan, illegal mining, itu partai di luar Islam. Malah ada dari partai Islam yang mengembalikan gratifikasi uang, tidak ada yang terjerat korupsi. Tetapi itulah pentingnya sebuah jargon: atas nama demokrasi.

Nabi berpartai, berdemokrasi.

Sesungguhnya nabi Muhammad saw dan para sahabatnya tidak pernah mengenal pemilu, atau pesta demokrasi yang sekarang ada di negara kita, apalagi membangun partai atau mengurusi partai politik. Dan itu disepakati oleh para ahli sejarah, para ulama, dan juga semua umat Islam.

Dengan realita yang seperti itu, maka sebagian umat Islam mengharamkan mendirikan partai politik, dengan landasan tidak pernah Rasul dan para sahabatnya mengerjakan itu. Bahkan ada statemen unik, mem-bid’ah-kan perbuatan itu, dan akan masuk neraka orang yang berpolitik. Ada juga yang berasumsi bahwasanya demokrasi yang dilakukan itu adalah sistem kafir. Maka semakin haram saja hukumnya.

Dan di seberang pendapat ada yang mengungkapkan tidak jadi masalah kita melakukan politik praktis, walau tidak dilakukan Rasul, karena dengan tujuan untuk meng-islah-kan sesuatu yang telah rusak di parlemen. Pendapat ini dikomandoi syeikh al-Banni, Muhammad Rasyid Ridha, Syeikh Islam Ibnu Taimiyah, dll.

Penutup

Jadi jargon itu penting dalam segala hal, terkhusus yang berkenaan dengan demokrasi. Sedang tentang demokrasi hukum Islam mempunyai banyak pendapat; ada yang membolehkan, atau pun sebaliknya. Jadi kita harus realistis memberikan asumsi dalam masalah kekinian, tidak semena-mena mengharamkan demokrasi apalagi mem-bid’ah-kan. Sedangkan ulama kelas ataspun membolehkan, asalkan untuk kebaikan dan merubah menjadi yang lebih berkwalitas.

Kita hidup di dunia nyata, maka jangan kita menghayal di dunia mimpi yang tak ada gunanya untuk kebangkitan umat Islam. Kita akan selalu kerdil. Sekarang dunia telah menggunakan jargon demokrasi, termasuk Indonesia. Maka sebaiknya umat Islam juga mempunyai makna ini, dan mengikuti perkembangannya. Kalau ada kekurangannya maka tugas kita untuk memperbaikinya, bukan “demam” jika mendengar kata ini.
Jadi kita harus memandang Islam secara lugas, memahami syariah secara dewasa dan jangan kaku, agar tidak menyebabkan kebuntuan akal dalam memahami permasalahan umat yang kompleks dan terus dinamis. Wallahu a’lam bishwab

Selengkapnya......

Mereka yang hidup di persimpangan


Oleh: Ahmad Adi Andriana

Umat itu terlahir dari interaksi panjang dengan al Quran. Hadir di titik antara harapan dan takdir. Tumbuh untuk menjadi idealisme sejarah tentang kedewasaan optimal. Dan hidup untuk menjadi hidayah dan hadiah bagi kemanusiaan. Bermula dari ruang sempit di atas puncak Jahiliah di abad ke-enam dan kemudian memutarbalikan realitas dari akar menjadi buah, dari sampah terbuang menjadi intan berharga dan dari gersang menjadi mata air dunia.

Setelah itu mengukuhkan diri sebagai satu-satunya umat yang memiliki susunan batu bata: wahyu terotentik diantara kitab suci yang turun dari langit. Akidah pemersatu sepanjang garis sejarah, tetap berdiri di atas perbedaan geografi tanah, bahasa dan ras. Syariat pemandu perjalanan, jaminan sampai di titik kebahagiaan dunia dan akhirat. Ruh jihad pelepas rantai ketidakadilan, dalam kurun waktu delapan puluh tahun lebih luas daripada yang mampu dilakukan Romawi selama delapan abad. Warisan turats yang kaya dan melimpah, menjadi ibu asuh bagi bangsa Barat meraih kedewasaan dan kebangkitan dari kegelapan abad pertengahan. Tanah air terluas, tanpa sekat dan garis pemisah negara. Peradaban berwarna Islam, merangkai peradabanya dengan tenunan keseimbangan dan prinsip agung tanpa batas ruang dan waktu. Dan umat itu, umat Islam namanya.

Tapi langit tak selamanya cerah, selalunya ada awan mendung menutupinya. Tepat setelah penjajah menginjakan kaki, putaran haluan mulai merambah. Sebagai contoh jika sejarah sebelum itu selalu menempatkan Islam sebagai marja dalam menjawab setiap tantangan, maka setelah itu berputar menjadi dua marja. Islam dan Barat. Itulah mengapa setiap ijtihad dan pembaharuan dari berbagai titik tolak sebelum itu tidak pernah ditandai dengan label Islami, karena memang tidak ada alternatif lain selain Islam.

Inilah saat yang disebut persimpangan sejarah, dan para pahlawan biasanya selalu hadir di titik itu. Maka tercatatlah nama Jamaludin al Afgani, seorang revolusioner kebangkitan dan hentakan. Muhammad Abduh, seorang pembaharu dunia dengan agama. Yang kemudian bertransformasi ke dalam sebuah gerakan bernama al Jamiah al Islamiyah. Dengan memiliki dua sayap, satu di Timur dan lainya di Magrib. Di Timur di bawah seorang pemikir Abdurahman al Kawakibi dan di Magrib di tangan Abdurahman bin Badis.

Dari merekalah ide-ide besar muncul. Ide besar tentang perubahan. Bahwa perubahan itu hanya bisa digapai dengan alternatif Islam dan dari dalam lipatan kain pemikiran islam. Bukan selainnya. Oleh sebab itu Afgani misalnya, mengatakan “obat paling mujarab bagi kemunduran umat Islam hanya terdapat jika dikembalikan pada kaidah agamanya, dan siapa yang mencari perbaikan dengan jalan selainnya maka ia telah melakukan kekeliruan besar. Tujuanya akan terjungkir balik; umat tidak akan bertambah apapun kecuali kemalangan dan tidak akan mendapatkan apapun kecuali kesengsaraan” karena menurutnya “agama, adalah sebab kebahagiaan manusia, jika agama itu murni dan benar sesuai perintah Ilahi, tanpa tercampur dengan kerancuan dari orang yang meyakininya. Agama itu akan menjadi sumber kebahagiaan sempurna dan kenikmatan luar biasa yang akan membawa pemeluknya ke tingkatan teratas kesempurnaan dan puncak keutamaan”.

Atau Abduh, menyatakan ”Islam adalah satu satunya jalan perbaikan bagi umat Islam dan realitasnya, itu karena jiwa mereka telah tunduk, bahkan telah menjadi karakter di dalam struktur kepribadian, maka orang yang mencari perbaikan di luar agama, telah menanam benih di atas tanah yang tidak cocok, sehingga tidak akan tumbuh apapun, dan hanya menyia-nyiakan lelah dan merapat dengan kegagalan”.

Ciri ciri ide mereka adalah; salafiyah, rasionalisme dan pencerahan. Salafiyah berarti mengambil aqidah, tanpa khurofat dan bersih dari segala penambahan. Rasionalisme berarti menyatukan nash dan akal, tanpa ada pertentangan. Dan pencerahan berarti memandang ke depan, tanpa hanya pada masa lalu. Sebagai sebuah dasar kokoh untuk menghadapi gaya berfikir abad pertengahan yang cenderung pada kejumudan, statis dan tidak berkembang, yang menjadi icon penolakan terhadap fungsi dan anugerah akal yang sempurna. Kemudian menjadi dasar kuat dalam keikutsertaan bersama demokrasi untuk menekan arus kediktatoran dan teokrasi. Dan pada akhirnya adalah sebuah upaya mengusir penjajahan yang telah menghapus jati diri peradaban dan kembali membangun sebuah peradaban menjulang dengan tenunan rapat keseimbangan dan prinsip luhur tanpa mengenal batas ruang dan waktu, sehingga kembali menjadi hadiah dan hidayah bagi kemanusiaan yang sedang sekarat dan telah parau berteriak meminta kehadiran sang penyelamat.

Bukan berarti tertutup dan mengucilkan diri, karena menurut Abduh, setelah ia mengatakan warisan agama adalah marja dalam pembaharuannya. Sementara itu pembaharuan sistem menuntut bantuan dari setiap praktek, pemikiran, teori, pengalaman, dan ilmu pengetahuan yang telah Diciptakan manusia, baik sebelum islam maupun setelahnya. Dari muslim maupun non Islam. Atau dengan kata katanya, ”seandainya Allah menganugrahkan seorang pemimpin, yang paham akan agama, untuk mengatur mereka (umat Islam) dengan kebijakanya, maka engkau akan melihat mereka bangkit dengan al Qur’an di salah satu tanganya dan apa yang telah ditemukan pendahulu mereka dan yang diciptakan selain mereka ada di tangan sebelahnya”.

Namun bukan berarti ketika mereka tiada ide-ide itu ikut menemani ketiadaan karena ide itu tidak akan pernah mati di telan waktu, ia akan tetap hidup bernafas menghembuskan harapan, walau bukan dengan jalan lamunan, tapi ide itu tetap hidup dengan jalan estafeta sejarah, atau oleh sejarah itu sendiri, karena sejarah seperti kata Malik bin Nabi adalah, ”gerak tangan, langkah kaki, denyut hati, dan kecerdasan akal.” Dan 31 tahun setelah wafatnya al Afgani, ide-ide itu merumput menjadi sebuah gerakan rekonsiliasi yang didesain oleh tangan Hasan al Banna, menjadi sebuah gerakan terbesar, terkuat dan paling berpengaruh di abad modern, menurut pandangan yang pro maupun kontra denganya. Ide-ide itu jika sebelumnya hanya milik kalangan elit maka dengan gerakan itu menjadi konsumsi umat, karena memang mereka berhak memilikinya, dengan sebuah gerak yang tak mengenal arti perputaran jam waktu, sehingga banyak yang memprediksikan inilah awal kebangkitan Islam itu.

Selengkapnya......

Dakhil dalam Tafsir Al-Qur’an


Oleh: Imam Sururi

Pendahuluan

Segala puja dan puji bagi Tuhan semesta alam. Sholawat beriring salam atas baginda nabi Muhammad Saw.
Al-Qur’an selalunya menjadi sumber inspirasi bagi seluruh umat manusia dan juga ilmu pengetahuan, ia bagai cahaya yang tak akan pernah padam serta harta yang tak pernah habis dikuras, warisan terbesar yang diberikan Rasulullah kepada umatnya, sebagai pegangan dan pedoman dalam hidup. Sungguh amat disayangkan, dari ratusan juta manusia yang mengakui AL-Qur’an sebagai kitab suci, ternyata sebagian besar dari mereka hanya menjadikannya sebagai pajangan serta hiasan lemari, hanya sebagai bukti jika mereka juga punya kitab suci seperti agama lain.

Dari jumlah umat Islam yang begitu besar, ternyata hanya sedikit sekali membaca, menghafal, mentadaburi apalagi yang mengamalkan isi kandungan kitab sucinya, mereka seakan tidak sadar jika di seberang sana atau bahkan di samping mereka, musuh-musuh agama ini selalu mengintai dan mencari celah untuk menghancurkan Islam secara perlahan. Umat ini sepertinya lupa atau mungkin pura-pura lupa dengan makar dan konspirasi yang dibangun kaum Kuffar, untuk menjatuhkan keotentikan Al-Quran serta menjauhkan kaum Muslimin darinya. Dan ternyata, rencana musuh-musuh kita berhasil, ini terbukti dari makin menjauhnya Al-Qur’an dari hati kita sebagai orang yang mempercayainya sebagai kitab suci, sungguh memprihatinkan.

Defenisi Dakhil

Sebelum memahami makna Dakhil lebih jauh, berikut pembagiannya serta contoh-contohnya di dalam Al-Qur’an, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu defenisi kata Dakhil secara bahasa dan istilahnya menurut ulama tafsir.

Secara bahasa, kata ad-dakhil dalam bahasa arab memiliki banyak arti, Fairuzzabaadi dalam kamusnya Al-Muhit mengartikan kata dakhil sebagai sesuatu yang masuk ke dalam tubuh manusia ataupun akalnya berupa penyakit atau sesuatu yang jelek. Menurut Zamakhsyari Dakhil merupakan suatu penyakit atau aib yg masuk ke alam tubuh atau ke dalam makanan sehingga merusaknya, sedangkan masyarakat Arab memaknainya sebagai suatu kata atau bahasa asing yang masuk dan bercampur ke dalam bahasa Arab. Dapat disimpulkan, arti dakhil secara bahasa adalah; makar, rekayasa, aib dan kerusakan.

Sedang makna dakhil secara istilah menurut ulama tafsir, sebagaimana yang di defenisikan oleh Dr. Ibrahim Khalifah adalah; penafsiran Al-Quran yang tidak memiliki sumber jelas dalam Islam, baik itu tafsir menggunakan riwayat-riwayat hadits lemah dan palsu, ataupun menafsirkannya dengan teori-teori sesat sang penafsir (karena sebab lalai ataupun disengaja). Sedang, Dr. Abdul Wahhab memaknai dakhil dengan; menafsirkan Al-Qur’an dengan metode dan cara yang diambil bukan dari Islam.

Pembagian Dakhil
Para ulama Tafsir membagi dakhil menjadi 2 (dua) jenis;
1. Dakhil bil Atsar:
 Tafsir Al-Qur’an dengan menggunakan Hadits-Hadits yang sangat dhoif (lemah) atau palsu kemudian mengatasnamakan bahwa ini berasal dari Rasulullah Saw. dan para sahabatnya.
 Tafsir Al-Qur’an dengan menggunakan Isra’illiyaat (riwayat-riwayat yang berasal dari ahlul kitab dan umat terdahulu sebelum Islam) yang sangat bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an serta Hadits-Hadits yang shahih.

2. Dakhil bi Ar-Ra’yi:
 Menafsirkan Al-Qur’an dengan akal dan teori sesat yang mengikuti hawa nafsu jahat sang penafsir, tanpa mengindahkan syarat-syarat metodologi tafsir bi ar-ra’yi, atau dikarenakan kurangnya syarat untuk menjadi seorang mujtahid.

Pengertian Isra’illiyat

Isra’illiyat merupakan salah satu bagian atau cabang dari dakhil (dakhil bil atsar). Secara bahasa, kata Isra’illiyaat dalam kosa kata bahasa Arab merupakan bentuk plural berasal dari kata Isra’illiyah. Sebenarnya, kata Isra’illiyat ini merupakan bentuk serapan langsung dari bahasa Israel (ibrani) yang terdiri dari 2 suku kata: “Isra’a” dengan arti hamba dan “Elly” yang berarti tuhan, jadi dalam bahasa ibrani kata ini bermakna “hamba tuhan”.

Isra’illiyat adalah nama lain dari Nabiyaallah Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim As. oleh karena itu, anak cucu serta keturunan nabi Ya’kub dikenal dengan sebutan bani Israil yang merupakan cikal bakal berdirinya Negara Israel d Palestina. Dalam Al-qur’an sendiri kata “Isra’iI” terdapat dalam surat Al-Maidah: 78.
لعن الذين كفروا من بني اسرائيل على لسان داوود و عيسى ابن مريم ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون .
Juga dalam surat An-Naml: 76.
ان هذا القرآن يقص على بني اسرائيل أكثرالذي هم فيه يختلفون.

Meskipun kata ini dinisbatkan kepada kaum yahudi dan sebagian besarnya memang berasal dari ahlul kitab Yahudi, akan tetapi para ulama Tafsir dan Hadits memaknai Isra’illiyat secara lebih luas, yaitu: seluruh kisah-kisah serta riwayat yang berasal dari umat terdahulu sebelum Islam (baik itu dari agama Yahudi ataupun Nashrani) yang digunakan sebagai bahan rujukan untuk menafsirkan isi kitab suci meraka (bible). Bahkan, sebagian ahli Tafsir memandangnya lebih meluas lagi, memaknai Isra’illiyat dengan seluruh propaganda dan makar musuh-musuh Islam terutama para orientalis barat untuk merusak sumber aqidah suci umat Islam (Al-Qur’an dan Hadits), dengan maksud untuk merusak aqidah dan keyakinan kaum muslimin serta menyesatkan mereka, agar meniggalkan Al-qur’an dan As-Sunnah sebagai penopang dan pondasi keimanan.

Masuknya Isra’illiyat ke dalam Tafsir

Sebelum datangnya Islam di Jazirah Arab pada zaman jahiliyah, telah ada sekelompok ahlul kitab dengan sebagian besarnya bangsa Yahudi. Mereka bermukim di sebuah lembah yang di kelilingi oleh pegunungan serta terdapat banyak pohon kurma, tempat itu dinamakan Yastrib (sekarang Madinah Munawwarah), mereka datang berbondong-bondong ke Jazirah Arab karena ramalan para pemuka agama mereka tentang diutusnya nabi terakhir sebagai penerus Musa As. yang akan mengembalikan mereka kepada tanah suci sebagaimana telah dijanjikan Tuhan kepada mereka. Selain tinggal di Yastrib, sebagian mereka juga hidup berkelompok di Yaman dan Yamamah. Interaksi keseharian dan hubungan sosial yang berlangsung lama inilah yang menyebabkan pertukaran kultur serta budaya di antara kaum Yahudi dan bangsa arab, baik itu muamalah dalam percakapan sehari-hari maupun perdagangan, hingga pada akhirnya bercampurlah kultur budaya dan adat istiadat di antara mereka, bahkan hingga menyerempet pada titik keimanan dan keyakinan.

Ketika Rasululllah Saw. datang dengan syariat Islamnya dan memperluas medan da’wah hingga menjamah Yastrib, kemudian diikuti para sahabat yang berhijrah dari Makkah menuju Madinah. Mulai dari sinilah sebagian kecil orang Yahudi menyambut seruan nabi kepada Islam, salah satu contohnya adalah Abdullah bin Salam dan Tamim Ad-Daari Ra. Setelah memeluk Islam, mereka berdua menjadi salah satu rujukan para sahabat dalam menafsirkan Al-Qur’an, terutama Abdullah bin Salam, misalkan ketika ingin menafsirkan ayat-ayat yang bercerita tentang kisah umat terdahulu dan dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara detail, maka sebagian sahabat bertanya kepada mereka berdua tentang kisah-kisah tersebut yang terdapat di dalam Taurat dan Injil.

Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Amr bin Ash, merupakan sahabat yang paling banyak bertanya terhadap mereka berdua tentang Taurat, Injil dan juga kisah umat terdahulu yang tidak terdapat di dalam Al-Qur’an, atau diceritakan dalam A-Qur’an tetapi kurang terperinci, karena maksud Al-Qur’an menceritakan kisah-kisah ini adalah sebagai ibroh dan pelajaran untuk kaum Muslimin.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa, masuknya isra’illiyat ke dalam tafsir Al-Qur’an paling tidak melalui 2 jalan:
1. Ketika Rasulullah tinggal di Madinah, beliau mendakwahi ahlul kitab dari bangsa Yahudi (bani Qainuqa, bani Nadhir dan bani Quraidzah) sehingga terjadilah pertemuan antara Nabi dan juga Sahabat dengan para ahlul kitab.
2. Sebagian orang-orang Yahudi yang masuk Islam, seperti Abdullah bin Salam dan Ka’ab Al-Akhbar, sehingga bercampurlah wawasan pemikiran mereka ke dalam Islam.

Sikap Rasulullah dan para Sahabat terhadap kisah-kisah isra’illiyat
Ketika segelintir orang-orang Yahudi memeluk Islam dan sebagian sahabat banyak bertanya kepada mereka mengenai Taurat dan Injil, terutama ketika mereka dihadapkan dengan cerita umat-umat terdahulu di dalam Al-Quran, pada awalnya Rasulullah sangat melarang, bahkan beliau sangat marah ketika melihat Umar bin Khottob datang dengan membawa lembaran-lembaran berupa kitab suci yang diperoleh dari ahlul kitab.

Tetapi kemudian, seiring berlalunya waktu dan Islam telah menyebar keseluruh rumah di Madinah, Rasulullah pun mengizinkan para sahabatnya untuk meriwayatkan cerita-cerita Isra’illiyat selama itu tidak bertentangan dengan Aqidah Islam.

Ada 3 tahapan Rasulullah dalam menyikapi isra’illiyat yang masuk ke dalam Islam:
1. Nabi memperingatkan dan melarang para sahabat untuk meriwayatkan kisah-kisah Isra’illiyat yang datang dari ahlul kitab, dengan alasan mereka (para ahlul kitab) telah merubah isi kitab suci itu, serta menafsirkannya dengan mengikuti hawa nafsu mereka. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari hadits Jabir bin Abdillah, ketika itu Umar bin Khottob datang kepada Nabi dengan membawa lembaran kitab suci ahlul kitab kemudian membacakannya dihadapan Nabi, kemudian Rasul bersabda:
لاتسألوهم عن شئ فيخبروكم بحق فتكذبوا به، أو بباطل فتصدقوا به، والذي نفسي بيده
لو أن موسى حيا ما وسعه الا أن يتبعني.
Ini berlaku ketika Rasulullah baru tiba di Madinah dan Islam belum menyebar keseluruh penjuru kota.

2. Rasul mendiamkan ketika ada sahabatnya yang ingin meriwayatkan Isra’illiyat, kemudian beliau bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhori dari hadits Abu Hurairah Ra:
لاتصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبواهم وقولوا آمنا بالله وما أنزا الينا وما أنزل اليكم.

3. Setelah agama Islam menyebar ke seluruh penjuru Madinah, dan keimanan kaum Muslimin pada waktu itu sudah semakin kokoh, maka Rasulullah pun memberikan izin kepada sehabatnya yang ingin mengambil atau meriwayatkan kisah-kisah Israilliyat dengan syarat kisah Isra’illiyat yang akan diriwayatkan harus benar. Dengan dalil Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Abdullah bin Amru bin Ash:
بلغوا عني ولو آية وحدثوا عن بني اسرائيل ولا حرج، ومن كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار.

Adapun para Sahabat dalam menyikapi hal ini, mereka memiliki syarat-syarat ketika ingin meriwayatkannya:
1. Mereka meriwayatkan Isra’illiyat setelah mendapat izin dari Rasulullah, itupun dengan sangat hati-hati.
2. Mereka menolak segala sesuatu yang menyangkut masalah aqidah dan juga syariat serta hukum Islam.
3. Tidak meriwayatkan sesuatu yang telah dijelaskan oleh Nabi.
4. Meninggalkannya jika sekiranya hal ini mengganggu waktu mereka dalam beribadah, serta kurang terlalu bermanfaat bagi mereka.
5. Menolak segala perkataan ahlul kitab serta riwayat yang berasal dari mereka ketika bertentangan antara akal dan agama.

Dakhil bi Ar-Ra’yi

Pada masa periode awal Islam, Ilmu Tafsir merupakan bagian dari Hadits, seiring berlalunya waktu serta bahasan di bidang Hadits yang semakin meluas, maka pada masa setelah Tabi’in pembahasan Ilmu Tafsir terpisah dari bahasan Hadits, ketika masa inilah mulai banyak lahir para Mufassir yang lebih mengendepankan akalnya dalam menafsirkan Al-Qur’an ketimbang menggunakan riwayat seperti halnya meriwayatkan Hadits, atau yang biasa dikenal dengan Tafsir bi Ar-Ra’yi. Dari sinilah kemudian secara perlahan masuknya Dakhil ke dalam Tafsir Al-Qur’an, bias jadi ini disebabkan juga karena banyaknya kelompok-kelompok pecahan dalam Islam yang masing-masing mencari bukti, baik itu menggunakan Al-Kitab maupun As-Sunnah demi membenarkan kelompoknya masing-masing.

Setidakknya ada beberapa sebab berkembangnya Dakhil bi Ar-Ra’yi. Kerusakan ini tumbuh dari pemahaman yang salah seorang Mufassir, bisa jadi disebabkan karena kurangnya syarat-syarat dalam berijtihad ketika menafsirkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Kemudian, ketika bertemu dengan ayat yang secara Dzohir bertentangan dengan akal, mereka (Mufassir) langsung mengambil kesimpulan dan menterjemahkan teks Al-Quran secara Dzohirnya saja, tanpa memandang konteksnya serta makna yang terkandung di dalamnya. Kemudian sebab selanjutnya adalah, ketika menafsirkan teks Al-Qur’an hanya demi membenarkan golongan tertentu atau kelompoknya saja, seperti apa yang dilakukan oleh Mu’tazilah dan Ahmadiyah, yang menyelewengkan dan mentafsirkan Al-Qur’an menurut hawa nafsu mereka saja, serta menolak teks-teks yang bertentangan dengan Aqidah dan keyakinan mereka.

Salah satu contoh distorsi Al-Qur’an yang dilakukan pada masa kini adalah apa yang telah diperbuat oleh Hasyim Amir Ali, seorang da’i Ahmadiyah yang telah menterjemahkan Al-Qur’an dan merubah susunan Surat di dalamnya, bahkan dengan berani ia membagi kitab suci umat Islam ini menjadi 5 bagian, sangat menakjubkan, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Bagaimana mungkin Qur’an Utsmani yang merupakan Ijma’ kaum Muslimin dibagi dan dirubah menjadi 5 bagian (kitab).

Kitab pertama dan kedua bernama “Al-Fatihah” dan “Ar-Ruuh” yang terdiri dari 18 Surat dan tersusun secara acak, kitab yang ketiga adalah “Al-Huda” terdiri dari 36 Surat Makkiyah, sedangkan buku yang keempat dinamakan “Al-Kitab” yang memiliki 36 Surat Makkiyah juga, kemudian buku yang terakhir adalah “Al-Mizan” yang diawali dengan Surat Al-Fatihah. Sungguh ini sebuah ide gila yang amat mengherankan. Bahkan, Al-Qur’an hasil karangan Hasyim Amir Ali ini telah diterbitkan di Tokyo, Jepang oleh perusahaan percetakan ‘Charles E-Tuttle Company’ tahun 1974 M. aneh tapi nyata.

Ahmadiyah dan kenabian Mirza Ghulam Ahmad

Pada tahun 1880 M. seorang kewarganegaraan India yang bernama Ahmad Badr Khan, atas perintah Iggris yang kala itu menjajah India, mencoba menafsirkan Al-Qur’an dan menolak serta menghilangkan ayat-ayat yang mewajibkan jihad, dengan alasan bahwa berperang melawan pemerintah Inggris adalah bentuk pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Dari sinilah awal mula berdirinya ajaran Ahmadiyah dengan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabinya.

Sepeninggal Ahmad Badr Khan, pemerintah kolonial Inggris kemudian menunjuk Mirza Ghulam Ahmad untuk melanjutkan dan menyebarkan ajaran yang sempat tertunda yang telah siprakarsai oleh Ahmad Badr Khan dan pemerintah Inggris, selanjutnya ia membentuk ajaran baru dalam Islam (lebih tepatnya sebagai agama baru) dengan nama Ahmadiyah yang diambil dari namanya serta nama pendahulunya, dari sinilah kemudian ia memproklamirkan diri sebagai Nabi baru Ahmadiyah sebagai penerus Nabi Muhammad Saw.

Demi menguatkan ajarannya, Ghulam Ahmad serta para pengikutnya menukil ayat Al-Qur’an dan menyelewengkannya dengan membuat tafsiran baru, agar klaim kenabian Ghulam Ahmad dapat diterima, mereka berdalil dengan ayat Al-Qur’an:
الله يصطفي من الملائكة رسلا ومن الناس ان الله سميع بصير.
Artinya: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari para malaikat dan juga dari manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Hajj: 75).

Dengan menggunakan ayat inilah Ahmadiyah mengklaim kenabian Ghulam Ahmad, mereka mengatakan bahwa kata يصطفي adalah bentuk kata kerja mudhor’i, yang dalam bahasa arab menunjukkan kata kerja yang sedang berlangsung, itu artinya Allah selalu mengutus makhluknya baik itu dari golongan malaikat maupun manusia sebagai Rosul atau Nabi. Mereka beranggapan bahwa kenabian tidak terputus hanya sampai Nabi Muhammad saja , melainkan terus berlanjut dan akan ada Nabi-Nabi selanjutnya sebagai pelengkap dan penerus risalah Islam juga pembaharu Syariat.

Sungguh aneh, jika memang apa yang mereka tafsirkan itu benar, bagaimana ketika kita hendak menafsirkan ayat Al-Qur’an:
اني أراني أعصر خمرا وقال الآخر اني أراني أحمل فوق رأسي خبزا.
Artinya: “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur. Dan yang lainnya berkata: sesungguhanya aku bermimpi membawa roti di atas kepalaku.” (Q.S Yusuf: 36)
Kata أعصر dan أحمل merupakan kata kerja bentuk mudhar’i, yang menjadi pertanyaan, apakah hingga saat ini mereka yang diceritakan dalam ayat tersebut masih memeras anggur dan membawa roti di atas kepalanya?

Dalam Al-Qur’an, tidak semua fi’il mudhar’i itu menunjukan kejadian atau kegiatan yang sedang berlangsung, karena sebagian besar kisah-kisah umat terdahulu yang ada dalam kitab suci kita menggunakan fi’il mudhar’i, hikmah dari itu semua adalah agar seseorang yang membaca ayat-ayat tersebut dapat merasakan dan merenunginya lebih dalam, seolah-olah baru saja terjadi. Karena ada juga dalam Al-Qur’an ayat yang menggunakan kata kerja bentuk lampau (maadi) padahal itu belum terjadi, sebagaimana ayat dalam Surat An-Nahl:
أتى أمرالله فلا تستعجلوه سبحانه وتعالى عما يشركون.
Artinya: “Telah datang ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (Q.S An-Nahl: 1)

Dari ayat di atas, kata kerja bentuk lampau adalah أتى yang artinya telah datang, Para ulama Tafsir sepakat bahwa yang dimaksudkan adalah datangnya hari kiamat. Pertanyaanya adalah, apakah hari kiamat itu sudah datang sekarang? Mengapa kita semua masih hidup di muka bumi ini?

Untuk lebih menguatkan lagi aliran ajarannya, para ulama Ahmadiyah juga menggunakan ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Ahzab:
ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين وكان الله بكل شيء عليما.
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan Allah lah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S Al-Ahzab: 40)

Mereka menafsirkan kalimat خاتم النبيين bukan sebagai “penutup para Nabi” melainkan mengartikan maknanya sebagai “tanda/stempel kenabian,” jadi kesimpulan mereka dalam menerjemahkan makna kata جاتم adalah “cap, tanda atau stempel.” Mereka meyakini, pintu kenabian belumlah tertutup dan Muhammad bukanlah Nabi terakhir yang diutus Allah. Hasyim Amir Ali juga menerjemahkan ayat ini ke dalam bahasa Inggris dengan: “Mohammed can be no father to any man among you, but he is the Messenger of Allah and a confirmer of the Apostles. It is only Allah who, of all things hath knowledge.” Di dalam bahasa Inggris kata “a confirmer” berasal dari suku kata “confirmation” yang artinya penegas dan penguat. Ahmadiyah mengatakan bahwa Nabi Muhammad merupakan penguat para Nabi terdahulu, bukan sebagai Nabi terakhir.

Memang benar Rasulullah datang sebagai penguat dan penta’kid, tapi yang dimaksudkan sebagai penguat para Nabi bukanlah Tafsir pada ayat ini, melainkan pada ayat lain dalam surat As-Shoffat:
بل جاء بالحق و صدق المرسلين.
Artinya: “Sesungguhnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan para Rasul (sebelumnya).” (Q.S As-Shoffat: 37).

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa arti dari kalimat خاتم النبيين adalah penutup para Nabi, bukan penguat atau pembenar para Rasul sebagaimana yang dikatakan Ahmadiyah.
1. Kamus bahasa arab.
• Dalam kamus yang dikeluarkan oleh Majm’a Lughah Arabiyah di Mesir munujukkan arti خاتم adalah الغطاء الذي يغطي شيء atau penutup yang menutupi sesuatu.
• Sedang, dalam kamus Lisanul Arab kata خاتم berarti التغطية على الشيء .
• dalam Majm’a Matan Lughah kata خاتم memiliki makna الاغلاق و الاقفال .

2. Hadits Nabi.
• Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Abu Hurairah:
ان مثلي ومثل الأنبياء من قبلي كمثل رجل بنى بيتا فأحسنه و أجمله، الا موضع لبنة من زواية، فجعل الناس يطوفون به و يعجبون و يقولون: هلا وضعت هذه اللبنة؟ قال: فأنا اللبنة و أنا خاتم النبيين.

3. Tafsir Al-Qur’an.
• Seluruh ulama tafsir sepakat, bahwa arti dari kalimat خاتم النبيين adalah akhir atau penutup para Nabi. Abdullah bin Abbas mengatakan “seandainya ada Nabi setelah Muhammmad, niscaya Allah akan memberikan kepadanya anak laki-laki sebagai penerusnya.”

Penutup
Rencana dan niat kaum Kuffar agar kita meninggalkan panduan serta pedoman hidup tidak akan pernah surut sedikitpun. Dari dahulu seharusnya kita berhati-hati terhadap niat jahat mereka, waspadalah waspadalah waspadalah. Penulis hanya bisa berpesan, bahwa kitalah sebagai umat Islam yang bisa menerti dan memahami problema yang sedang dihadapi kaum Muslimin, jangan pernah memejamkan mata dan menutup telinga dengan realita yang ada, karena musuh selalu menanti untuk menghancurkan pegangan hidup kita. Bangkitlah, harapan itu masih ada. Keep smile’s n positive thingking, peace.

Daftar pustaka

1. Al-Qur’an Karim dan terjemahannya.
2. Abu Firokh, Muhammad Ahmad Ibrahim, Ad-Dakhil fi At-Tafsir Thabari fi Al-Isr’a.
3. Abu Firokh, Muhammad Ahmad Ibrahim, Ad-Dakhil fi At-Tafsir, Tarjamatul Ahmadiyah.
4. Adz-Dzahabi, Muhammad Hussain, Isra’illiyat fi Tafsir wal Hadits. Cairo, Maktabah Wahbah, 2004.
5. Adz-Zarkasyi, Badruddin Muhammad bin Abdillah, Al-Burhan fi Ulumil Qur’an. Cairo, Dar El-Hadits, 2006.
6. Echols, John M., kamus Inggris Indonesia. Jakarta, PT. gramedia Jakarta, Agustus 2000.
7. Suwailim, Sayyid Ahmad, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur’an. Cet. II.

Selengkapnya......

Antara Pemuda dan Harapan



Oleh: Iqbal Muslich

Sejarah telah mencatat bahwa di setiap gerbong perubahan ada pemuda yang memegang peranan besar di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik pemuda yang meledak-ledak, tidak takut dengan ancaman. Tegas dan berani. Dan memang begitulah seharusnya. Pemuda harus mampu menjadi lokomotif perubahan di setiap jengkal tanah yang dijejaknya. Maka Allah SWT telah menceritakan bagaimana seorang pemuda menjadi asas pembinaan sebuah kerja. “Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar. Sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan mereka dengan hidayah petunjuk.” Sebagaimana hadits Rasulullah SAW juga banyak menyebut perihal pemuda: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Seandainya agama itu berada di bintang, niscaya salah seorang dari lelaki Persi atau pemuda-pemuda Persi akan pergi ke sana untuk mendapatkannya.”

Begitu pula jika dilihat dari rekam sejarah di seluruh penjuru bumi ini, maka akan kita dapati kisah-kisah heroik seputar peranan pemuda dalam kebangkitan dan revolusi di negaranya. Di Yunani kita akan melihat sebuah wadah perjuangan mahasiswa Yunani -National Union of Greek Student- yang berhadapan dengan rezim Papandreao melaksanakan serangkaian aksi menuntut kebebasan, keadilan sosial, demokarsi dan HAM. Aksi-aksi tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan jatuhnya rezim Papandreou walaupun meminta korban dari pihak mahasiswa. Di Perancis Union National des Etidiants de France ( UNEF ) –wadah perjuangan mahasiswa Perancis– memelopori pemogokan umum menyeluruh selama dua bulan pada Mei-Juli 1968. Aksi ini memicu “krisis Mei ” yang tercatat sebagai krisis paling hebat dalam sejarah Prancis sepanjang abad 20.

Di negara kita tercinta Indonesia, hal ini juga terjadi. Sejarah mencatat bagaimana gelombang reformasi yang dimotori oleh para mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahan yang telah bertahan selama 32 tahun. Di berbagai belahan dunia lain pun, kita akan melihat bahwa kaum muda mampu menggerakkan masyarakat untuk menuntut perubahan. Sudan, Aljazair, Korea Selatan, Turki, Bolivia, dan Kuba menjadi saksi bagaimana kisah-kisah heroik itu terjadi. Dalam sejarah dakwah Islam, pemudalah yang juga menjadi tumpuan utamanya. Kita tidak akan lupa dengan kisah Nabi Daud ketika mengalahkan Jalut, kisah Nabi Yusuf ketika menghadapi cobaan dari saudara-saudaranya sampai akhirnya memimpin Mesir, kisah Nabi Ibrahim yang dengan gagah berani menentang penyembahan berhala dan juga kisah Rasulullah SAW beserta sahabatnya membawa risalah Islam ini, memimpin bangsa Arab dari kebodohan menuju cahaya yang terang benderang.

Peran Pemuda Muslim

Jatuhnya kekhalifahan Turki Usmani pada tahun 1924 menjadi simbol titik terendah perjalanan kaum muslimin sebagai ummat. Pasca jatuhnya Turki Usmani tersebut, kita dihadapkan pada dua tantangan besar:
1. Dibutuhkan upaya keras untuk mengembalikan ruh persatuan umat karena negeri-negeri muslim tercerai berai dan tersekat oleh ideologi nasionalisme.
2. Dibutuhkan perjuangan menyeluruh di berbagai bidang untuk membebaskan ummat dari belenggu kolonialisme-imperialisme dengan segala macam pengaruhnya.

Kita dapati bahwa para penjajah berusaha untuk menanamkan pengaruhnya dan mencengkeram negara-negara Islam dengan kekuatan mereka untuk menghapus nilai-nilai Islam di kehidupan masyarakat. Upaya ini mereka lakukan di seluruh bidang: politik, undang-undang, budaya, sosial dan ekonomi. Maka sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian para pemuda muslim. Sudah saatnya bagi kita untuk mengatakan “telah selesai waktu istirahat” -sebagaimana dulu Rasulullah mengatakannya ketika mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Hari-hari ke depan adalah hari-hari penuh perjuangan, penuh dengan darah dan keringat, berkorban demi tegaknya Islam di muka bumi ini. Setiap pemuda muslim harus benar-benar menghayati semboyan: Allah tujuan kami, Rasul teladan kami, al Quran petunjuk kami, jihad jalan kami, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi, sebagai semboyan yang melandasi setiap gerak langkah kehidupannya.

Rahasia kesuksesan kebangkitan Islam adalah manakala syarat-syarat tegaknya Islam di kali pertamanya bisa dipenuhi kembali. Dan salah satu syarat asasinya adalah tersedianya para pemuda pejuang yang beriman kepada Allah SWT dan berjuang secara konsisten di bawah naungan petunjuk Allah SWT.

Medan Amal

Sebagaimana yang kita pahami bahwa pusat kekuasaan ada dalam pemerintahan, yang dari situ lahir kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan urusan masyarakat, maka dalam sasaran mobilitas vertikal yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak kader dakwah ke berbagai pusat kekuatan dan kekuasaan untuk mempengaruhi, merumuskan, menterjemahkan dan mengimplementasikan kebijakan publik agar sesuai dengan nilai-nilai dan syariat Islam. Dalam konteks sebuah negara, ada 3 sektor yang menjalankan fungsi dari seluruh bidang kehidupan:
1. Privat sektor: sektor kehidupan masyarakat yang semangatnya adalah “profit orientation” yang bekerja dalam mekanisme pasar. Motif yang dikembangkan adalah ekonomi. Nilai yang dianut adalah efisiensi dan produktifitas. Bagaimana untuk memenuhi hajat hidup dengan kemandirian ekonomi. Dan ini sunnatullah.
2. Publik sektor: sektor kehidupan yang semangatnya adalah “pelayanan” kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Sektor publik dibentuk melalui kontrak sosial dimana masyarakat memberikan amanat kepada sekelompok orang –sebagai bagian dari mereka- untuk mengatur dan mengelola kebijakan publik. Juga sebagai juri penengah jika ada diskriminasi atau penindasan.
3. Third sectok: sektor ini adalah pelengkap dari dua sektor di atas. Semangat utamanya adalah tanggung jawab individu untuk mengusung tugas sosial mensejahterakan masyarakat. NGO (non Govermental Organization) adalah pengejawantahan dari sektor ini untuk menjadi komponen non-pemerintah yang mengambil peran komplementatif upaya penyejahteraan masyarakat. Sektor ini juga bisa berfungsi mengontrol dan mengawasi kinerja pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam ketiga sektor ini, haruslah seorang pemuda muslim memainkan peranannya. Mampu menjadi seseorang yang bermanfaat untuk masyarakat. Dari banyaknya pemuda-pemudi Islam kita harapkan akan lahir keluarga-keluarga Islam, yang kemudian menjadi masyarakat yang Islami sehingga dari situ akan lahir pemerintahan yang Islami dan pada akhirnya kita harapkan akan semakin banyaknya negara-negara Islam menuju tercapainya Islam sebagai ustadziyatul alam. Untuk merealisasikan tugas dan kewajibannya tersebut, menurut Abdullah Nashih Ulwan seorang pemuda muslim harus memiliki 5 syarat:
1. Iman yang kokoh yang tidak akan goyah.
2. Keikhlasan yang sebenarnya
3. Kekuatan tekad yang tidak mengenal rasa takut dan gentar
4. Kerja yang nyata
5. Pengorbanan yang tulus yang tidak mengharapkan apa-apa selain kemenangan atau syahadah.

Dengan 5 hal tersebut, Insya Allah kebangkitan Islam yang pemuda akan menjadi tulang punggung pergerakannya akan segera terwujud. Saat ini, umat menantikan pemuda yang akan mengembalikan bangunannya kembali!!

Selengkapnya......

Masyarakat Madani


Oleh: Heru Mahbarullah
Menurut konteknya, kata madinah memang diartikan sebagai kota. Namun pada dasarnya, perkataan itu mengandung makna peradaban. Dalam bahasa Arab, peradaban memang sering dinyatakan dalam madaniyah atau tamaddun, selain dalam kata hadharah. Sebagaimana yang dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. bersama semua penduduk Madinah meletakkan dasar-dasar masyarakat madani, dengan menggariskan ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang dikenal sebagai Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah). Pada saat itulah untuk pertama kalinya umat manusia diperkenalkan, antara lain, kepada wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan politik, khususnya pertahanan. Dan saat itu pula, nabi Muhammad Saw. dan kaum muslimin diizinkan mengangkat senjata, perang membela diri dan menghadapi musuh-musuh peradaban sebagai bentuk pembelaan terhadap masyarakat madani.

Contoh di atas merupakan sikap antusias dan pembuktian yang kongkrit dalam membentuk sebuah masyarakat madani. Dengan demikian, adalah masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia itulah, masyarakat berperadaban, masyarakat madani, civil society. Masyarakat madani yang dibangun nabi itu, oleh seorang sosiologi agama terkemuka dari Barat disebut sebagai masyarakat yang untuk zaman dan tempatnya sangat modern, bahkan terlalu modern, sehingga setelah nabi Muhammad Saw. wafat tidak bertahan lama. Karenanya, Timur Tengah dan umat manusia saat itu belum siap dengan prasarana sosial yang diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial yang modern seperti yang dirintis Nabi Muhammad Saw.

Berpangkal dari pandangan hidup bersemangat ketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang salih dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri“ (QS Fushshilat: 33).

Masyarakat madani tegak berdiri di atas landasan keadilan, yang bersendikan keteguhan berpegang kepada hukum. Menegakkan hukum adalah amanat Allah Swt, yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS Al-Nisa:58)

Dan Nabi telah memberi teladan kepada kita. Secara amat setia beliau laksanakan perintah Allah itu. Al-Qur'an juga menegaskan bahwa tugas suci semua nabi ialah menegakkan keadilan di antara manusia: “Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya.” Atas pertimbangan ajaran itulah, dan dalam rangka menegakkan masyarakat madani, nabi tidak pernah membedakan antara golongan atau suku tertentu, ataupun keluarga sendiri. Beliau pernah menegaskan bahwa hancurnya bangsa-bangsa masa lalu adalah karena jika satu golongan tertentu melakukan kejahatan dibiarkan, tetapi jika golongan lain melakukannya pasti dihukum. Karena itu nabi juga menegaskan, seandainya Fatimah pun, puteri kesayangan beliau, melakukan kejahatan, maka beliau akan menghukumnya sesuai ketentuan aturan yang berlaku.

Oleh sebab itu, itikad pribadi saja tidak cukup untuk mewujudkan masyarakat berperadaban. Itikad baik yang merupakan buah keimanan itu harus diterjemahkan menjadi tindakan kebaikan yang nyata dalam masyarakat, berupa amal saleh, yang secara ta’rif adalah tindakan membawa kebaikan untuk sesama manusia. Tindakan kebaikan bukanlah untuk kepentingan Allah Swt, sebab Allah Swt. adalah Maha Kaya, yang tidak membutuhkan apapun dari manusia. Siapapun yang melakukan kebaikan, maka dia sendirilah yang akan memetik dan merasakan buah manis dari kebaikan dan kebahagiaan. Begitu pula sebaliknya, siapapun yang melakukan kejahatan, maka dia sendiri yang akan menanggung akibat kerugian dan kejahatannya. Sebagaimana dalam wahyu-Nya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya).” (QS. Fushilat:46) “Barang siapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” (QS. Al-jatsiyah:15)

Sementara hukum diposisikan sebagai satu-satunya alat pengendalian dan pengawasan perilaku masyarakat. Dari definisi itu maka karakteristik masyarakat madani adalah terbangunnya fenomena seperti demokratisasi, partisipasi sosial, atau supremasi (keunggulan) hukum. Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
1. Bersatunya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif (sendiri) ke dalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi sukarelawan mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim-rezim fanatisme.
6. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif, dll.

Demikian halnya yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat di sekitar kita, masih banyak upaya yang harus direalisasikan demi terciptanya sebuah masyarakat madani seperti dulu kala ketika masa-masa Rosulullah Saw. Yang tentunya semua itu tidaklah semudah membalikan kedua telapak tangan atau mengedipkan kedua kelopak mata kita, akan tetapi sangat memerlukan supply extra, baik datangnya dari dalam pribadi masing-masing maupun dari luar, seperti yang dicontohkan oleh suri tauladan kita nabi Muhammad Saw. sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Ini semuanya bukanlah PR atau tugas bagi masing-masing individu dalam pembentukan masyarakat madani melainkan ditujukan bagi seluruh aliansi masyarakat termasuk di dalamnya kita sebagai generation of change yang akan meneruskan dan membawa tongkat estafet perjuangan ini sampai finish. Kini saatnya untuk mulai menancapkan gas dan mengusung tinggi misi dan visi perjuangan, tanpa harus menunggu-nunggu lagi waktu dan moment tertentu, sebagaimana yang telah diajarkan nabi Muhammad Saw, diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra. bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah kedua kaki manusia akan tergelincir kelak di hari kiamat, sampai ditanyakan empat aspek: tentang umurnya, untuk apa sajakah dia dihabiskannya, tentang masa mudanya, dalam apa sajakah masa muda itu dihancurkan, tentang hartanya, dari mana dia didapat dan dibelanjakan untuk apa, dan tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan dengannya” (HR. Al Bazzar dan Thabrani dengan sanad yang shahih dan naskah ini adalah miliknya).

Begitupun dengan Ibn umar ra. sahabat nabi dengan perangai yang taat dalam mengikuti dan menjalankan ajaran nabi Muhammad Saw, beliau telah menasehatkan kepada kita agar tidak menuggu-nunggu waktu: "Dan adalah Ibn Umar ra. telah berkata: "Jika engkau berada di waktu petang, maka janganlah engkau menunggu pagi. Dan jika engkau berada di waktu pagi maka janganlah engkau menunggu petang. Gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakit. Dan gunakanlah waktu hidupmu sebelum datang waktu mati."

So, kapan lagi? Apa kita Cuma akan menunggu waktu terus? Akankah tugas perjuangan ini dilempar balikan pada generasi selanjutnya? Atau, dibiarkan saja, biar mengalir apa adanya seperti air yang hanya mengikuti dan mengekor pada arah arus sungai tanpa memiliki prinsip, misi dan visi hidup? Semua itu jawabannya ada dalam diri kita sendiri. Wallahu a’lam bisshowab.

Selengkapnya......

Memaknai Kecerdasan


Oleh: Ahmad Adi Andriana

“Apa tujuan ke Mesir?” Belajar. Belajar dalam ruang lingkup akademis. Sebuah jargon lama dan nasihat berulang dari mulut senior. Semakin lama itu terulang, semakin mengakar dan mendarah daging tersimpan di alam bawah sadar. Menjadi kata terucap tanpa datang dari lubuk kesadaran penuh penghayatan. Kemudian timbul klasifikasi orang dari jargon itu; bodoh dan pintar, berbakat tidak berbakat, masa depan cerah atau masa depan suram. Tapi bukankah itu menyesatkan. Keliru dan membawa pada dunia kering dan penuh ketidakpastian. Bertujuan baik tapi bertentangan dengan penelitian. Membatasi belajar dengan hanya satu potensi kecerdasan. Dan memelihara penjajahan nilai diri berdasar kasta dari tingkat kecepatan memahami kata. Dan kiranya lebih tepat “apa tujuan ke Mesir?” Berproses. Yah untuk berproses.

Itu menyesatkan karena penelitian modern membagi kecerdasan kepada tujuh bentuk; linguistik, kinestetik, spasial, logika matematis, musik, interpersonal, dan intrapersonal. Kemudian menilai serampangan dengan meratakan secara paksa potensi setiap orang, sehingga membunuh hasrat atau dengan arti lain memadamkan motivasi, antusiasme, gairah, dorongan, ambisi, semangat menyala dan mata yang bersinar: membuatnya tidak mampu berkontribusi karena kehilangan kreativitas dan produktivitas. Karena hasrat adalah misteri di balik keyakinan dan harapan yang menjadi pondasi awal meledaknya kreatifitas dan produktifitas. Dan sebuah klasifikasi buta berdasar tradisi. Bukan berdasar potensi.

Sebenarnya semua itu terbentuk oleh kurikulum pendidikan yang hanya memenuhi satu kecenderungan; kecerdasan logika matematis. Dan Itu tetap terpelihara oleh persepsi tanpa sadar. Kemudian menjadi warisan dari generasi ke generasi berikutnya. Dan akhirnya penyamarataan membabi buta. Seperti sebuah ilustrasi kisah menarik berikut:
Alkisah, binatang-binatang memutuskan bahwa mereka harus berbuat sesuatu yang heroik untuk mengatasi masalah ‘dunia baru’. Merekapun mendirikan sebuah sekolah. Mereka menggunakan kurikulum kegiatan yang terdiri atas berlari, memanjat, berenang, dan terbang. Untuk memudahkan administrasi, semua binatang mengambil semua mata pelajaran.

Bebek ahli sekali dalam berenang, lebih baik sebenarnya dibandingkan gurunya, dan memperoleh hasil yang bagus sekali dalam pelajaran terbang, tetapi ia sangat buruk dalam berlari. Karena lambat dalam berlari, ia harus tinggal sesudah sekolah usai dan juga melepaskan pelajaran berenang untuk berlatih lari. Ini diteruskan hingga kakinya yang berselaput pecah-pecah dan kemampuan renangnya menjadi sedang-sedang saja. Tetapi kemampuan yang sedang-sedang saja dapat diterima di sekolah, jadi tak seorangpun khawatir soal itu selain si bebek.

Kelinci memulai sebagai murid terpandai di kelas dalam pelajaran berlari, tetapi mengalami gangguan mental karena harus belajar berenang.

Tupai ahli sekali dalam memanjat sebelum ia frustasi dalam pelajaran terbang karena gurunya menyuruhnya memulai dari tanah ke atas dan bukan dari puncak pohon ke bawah. Ia juga menderita kejang-kejang pada kaki dan tanganya karena latihan yang berlebihan dan ia mendapat C untuk memanjat dan D untuk berlari.

Elang adalah anak yang suka menimbulkan masalah dan harus didisiplinkan dengan keras. Dalam pelajaran memanjat ia mengalahkan semua yang lain menuju puncak pohon, tetapi ia berkeras menggunakan caranya sendiri untuk tiba di sana.

Pada akhir tahun ajaran, seekor belut abnormal yang dapat berenang dengan luar biasa dan juga dapat berlari, memanjat, dan terbang sedikit mendapat nilai rata-rata tertinggi dan mengucapkan pidato perpisahan.

Anjing padang rumput tidak diterima di sekolah dan menentang pungutan pajak karena tata usaha sekolah tidak mau menambahkan pelajaran menggali dan bersembunyi pada kurikulum. Mereka menitipkan anak-anak mereka pada luak dan belakangan bergabung dengan tikus tanah dan marmut tanah untuk memulai sekolah swasta yang berhasil.

Maka sebenarnya tidak ada klasifikasi, kasta, strata dan perbedaan. Semua sama, memiliki potensi kecerdasan masing-masing yang beragam dan bervariasi. Tidak ada tempat untuk kata bodoh dan pintar, hanya ada kata rajin dan malas. Itu saja. “Itulah mengapa” kata Anis Matta dalam sebuah ceramahnya, ”Umar bin Khottob di dalam sejarah tidak pernah diperintahkan sekalipun untuk memimpin sebuah peperangan, yang diperintahkan justru Kholid bin Walid, itu bukan karena Umar tidak bisa memimpin peperangan tetapi karena ia mampu melakukan lebih daripada itu. Ia mampu memimpin kekhilafahan. Dan Kholid bin Walid belum tentu sukses jika diminta memimpin negara, walaupun juga apakah Umar bisa sesukses Kholid bin Walid jika memimpin pasukan yang sama dan menghadapi momentum peperangan yang sama sulitnya”.

Ibnu al Qayyim misalnya, membuat daftar ilmuwan-ilmuwan muslim setelah Rasul wafat. Berjumlah seratus sampai seratus sepuluh orang. Kemudian ia mengklasifikasikanya menjadi tiga tingkatan. Dan dari tujuh ilmuwan terbesar di kalangan sahabat nama Abu Bakar tidak tercantum di dalamnya, tapi sejarah mencatatnya sebagai khalifah pertama.

Paradigma ini mungkin terkesan idealis. Tapi bukankah Allah telah memberikan ruang untuk adanya perubahan dengan firman-Nya, “sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dan mari masih ada waktu, peluang dan kesempatan untuk mengembangkan bakat kecerdasan bervariasi itu. Melepas semua stereotif yang selama ini menyuburkan keterbatasan dan menggantinya dengan sebuah optimisme, bahwa kita ada bukan untuk menjadi orang lain tapi berkontribusi berdasar kapasitas kita masing masing yang variatif. Masa lalu biarlah berlalu, ia telah menjadi abu bersama waktu. Semoga dengan ini terbentuk sebuah tatanan sistem saling menghargai dan menghormati.

Selengkapnya......

Cahaya Islam


Oleh: Anas Margono

Banyak buku berjilid-jilid, karangan penulis dari berbagai negara, mendongengkan kemajuan Islam masa silam. Menggambarkan kesejahteraan rakyat sebuah kerajaan atau negara yang dipimpin oleh pemimpin yang memilki kwalitas ketakwaan kepada Allah yang luar biasa. Memimpin rakyatnya penuh dengan amanah dan tanggungjawab, adil dalam segala hal, bijak dalam mengambil keputusan. Karena memahami kedudukan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Sehingga rakyat benar-benar puas dan bangga mempunyai seorang pemimpin. Kesejahteraan yang mencapai pada puncaknya, sehingga tidak ada seorangpun yang mengeluhkan sesuatu kepada pemimpinnya, karena ketentraman yang dirasakan. Nabi pernah berkata kepada `Adi bin Hatim -yang ketika itu dia belum memeluk Islam, “wahai `Adi kelak di kemudian hari engkau akan melihat wanita datang seorang diri dari Hiroh (nama tempat di negri Syam) menuju Makah tanpa ada sedikitpun rasa takut akan dirinya”. Kemudian nabi melanjutkan, “itu adalah masa ketika Islam mencapai kejayaannya, ketika semua orang mengucapkan satu kalimat yang sama laa ilaha illallah”. Pada saat itu tidak ada sedikitpun kehawatiran seseorang akan hartanya, bahkan jiwanya.

Yang jadi permasalahan adalah dimanakah Islam itu saat ini? Bukankah jumlah umat Islam begitu banyak, sepertiga penduduk bumi adalah umat Islam. Namun mengapa keadilan tidak terlihat? Mengapa kesejahteraan hidup tidak kunjung datang? Tidakkah mereka bersatu untuk mengembalikan kejayaan Islam yang artinya adalah kemakmuran bumi ini? Atau umat ini rela menyaksikan ketidakadilan yang terus merajalela, sejak kekuasan terlepas dari umat Islam? Benarlah apa yang dikatakan nabi bahwa jumlah umat Islam nanti akan sangat banyak tetapi tidak memiliki kwalitas, mereka layaknya buih di atas lautan, yang bisa terombang-ambing, mereka tunduk terhadap arus ombak kekuasaan yang menggerakannya. Begitulah umat Islam sekarang, bukan lagi batu karang yang tegar dengan deburan ombak.

Bukan saatnya lagi mencari kambing hitam keterpurukan umat Islam. Karena hal itu adalah ma`ruf bagi sebagian besar umat Islam. Sejak jauh-jauh hari nabi Muhammad telah mengabarkan sebabnya, beliau mengatakan dalam kelanjutan sebuah hadits bahwa yang menjadikan umat Islam seperti itu adalah penyakit wahn sudah melekat pada hati umat Islam; cinta dunia dan takut mati. Dalam hadits lain yang diriwatkan Abu Huroiroh beliau berkata, nabi Muhammad SAW bersabda: “Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap kalian setelah sepeninggalanku nanti, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah kalian berlomba memperbanyak harta”. Dalam riwayat lain “..yang aku takutkan adalah ketika dipermudahkannya dunia bagimu seperti dipermudahkan bagi umat-umat terdahulu”.

Inilah yang menjadi sumber keterpurukan Islam. Karena jiwa-jiwa pemeluknya terkotori oleh fitnah dunia, fitnah yang sangat ditakuti dan diwaspadai oleh Umar bin Khottob, sehingga beliau menghentikan sejenak program besar Abu Bakar; memperluas wilayah Islam atau futuhat islamiyah yang telah lama dicanangkan, guna menguatkan sisi keimanan agar tidak tergiur oleh segudang ghonimah yang diperoleh.

Kondisi ini benar-benar bertolak belakang dengan umat Islam silam. Yang mampu mendirikan daulah islamiyah hanya dalam rentan waktu yang sangat singkat. Daulah Islam yang dibangun nabi mulai dari nol, dirintis mulai dari tahun pertama hijrahnya beliau ke Madinah, kemudian berhasil membuka kota Makah, yang saat itu dikuasai oleh kaum musyrikin, dilanjutkan dengan futuhat islamiyah yang dilakukan Abu Bakar untuk membuka kota Romawi. Lima bulan setelahnya beliau mengirim Kholid bin Walid untuk membuka kota Hurmuz sebagai gerbang pertama untuk membuka Daulah Farisiyah. Dilanjutkan oleh Umar pada masa kekhalifahannya, dan mencapai puncaknya dengan jatuhnya Daulah Farisiyah tahun 26 H pada zaman Utsman bin Affan.

Daulah Islam, sebuah daulah kecil di jazirah Arab yang dibangun dalam kurun waktu yang sangat-sangat singkat tetapi mampu mengalahkan Daulah Farisiyah, daulah yang menguasai beberapa negara di dalamnya; dari negara Iraq di sebelah baratnya hingga ke timur sampai kepada China; daulah yang sudah berabad-abad lamanya berdiri, hingga mempinyai kekausaan dan pengaruh yang sangat besar. Seperti inilah sesungguhnya umat Islam. Bukan permasalahan ketika musuh-musuh Islam mempunyai kekuatan lebih besar, mempunyai tentara yang jauh lebih banyak, karena terbukti prajurit Islam yang berjumlah 12.000 mampu mengalahkan Daulah Farisiyah yang jumlah tentaranya jutaan.

Begitu juga saat ini, para mujahidin Gaza yang sedikit, dengan persenjataan seadanya mampu membuat tentara Amerika dan Israel strees meskipun persenjataan mereka jauh lebih canggih.

Setidaknya ada dua hal yang menjadikan umat Islam silam mampu melakukan hal yang sangat luar biasa. Pertama: Pondasi kepribadian kaum muslimin yang dibangun rosul di periode Makah. Ini adalah satu point yang sangat penting dan berpengaruh ketika periode pembangunan daulah Islam di Madinah, namun kebanyakan orang melupakan hal ini. Kebanyakan orang menemukan penyebab kebangkitan Islam di Madinah lantaran langkah cerdas yang dilakukan rosul ketika tiba di Madinah; mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshor, membangun masjid -yang menjadi pusat kegiatan muslimin dalam segala bidang, membangun pasar -yang menjadi pusat ekonomi kaum muslimin, dan membuat perjanjian dengan Yahudi Madinah. Itu semua tidak salah, namun hal yang menjadikan kaum Muhajirin dan Anshor dengan mudah menjalani faktor-faktor tersebut adalah karena kwalitas kepribadian mereka yang dibentuk dengan begitu kokoh oleh rosul. Kepribadian yang berdasarkan keimanan yang suci, yang ditanamkan begitu dalam menancap di hati mereka, yang tak tergoyahkan oleh apapun. Keimanan yang melahirkan kepercayaan terhadap janji rosul bahwa Islam akan berjaya kelak, dan keimanan yang melahirkan semangat berjuang dan berkorban yang tak tertandingi.

Kesempurnaan pribadi muslim yang dibangun rosul ini yang menjadi kunci awal keberhasilan pembangunan daulah Islam, sehingga memudahkan rosul untuk melangkah ke langkah berikutnya. Memudahkan rosul dalam mempersaudarakan Muhajirin dan Anshor yang sama sekali tidak mempunyai hubungan apa-apa, bahkan belum mengenal sebelumnya. Dan memudahkan langkah-langkah selanjutnya dalam membangun daulah Islam, yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Umat islam saat ini, tidak berbeda jauh dengan umat Islam silam, jika pemimpin dan setiap individunya masih berpegang teguh dengan al Quran dan sunah, memahaminya dengan pemahaman yang benar, kemudian tercermin pada kepribadiannya selaku muslim, niscaya langkah mengembalikan kejayaan Islam akan menjadi lebih cepat. Tidak akan ada lagi perpecahan, tidak akan ada lagi perselisihan sistem perundang-undangan organisasi atau negara, karena dengan ini, umat Islam akan dengan sendirinya mampu melihat mana
yang lebih baik bagi dirinya.

Hal kedua: Yang sebenarnya ini juga merupakan implikasi dari hal yang pertama, tak lama setelah kedatangan rosul di Madinah, rosul langsung diresmikan sebagai khalifah daulah Islam pertama. Yang artinya kekuasaan kota Madinah waktu itu berada dalam naungan Islam. Kondisi ini benar-benar membuat Islam mampu berkembang dengan pesat, kekuatan Islam semakin besar, dan dengan mudah menerapkan syariat Islam. Begitu juga pada masa-masa setelah nabi, saat kekuasaan masih dipegang oleh pemimpin muslim yang berkepribadian mulia. Kesejahteraan masih merata dirasakan rakyat, syiar-syiar Islam masih terlihat akrab bersama masyarkat, sementara kemaksiatan akan semakin jauh tak terlihat.

Benar apa yang dikatakan seorang ulama, “sesungguhnya perbaikan pemerintahan adalah gerbang hakiki untuk perbaikan-perbaikan yang lain”. Karena dengan itu, penentang kemaksiatan akan semakin kuat, dan kema`rufan akan terlihat dimana-mana. Belum lagi jika para pemegang kekuasaannya adalah orang-orang yang selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasi dan meminta pertanggungjawaban, niscaya cahaya Islam akan kembali bersinar.

Selengkapnya......
 

kajian ISLAH Copyright © 2009 http://kajian-islah.blogspot.com by kajian Islah's zagazig-tafahna