Politik Dalam Kaca Mata Islam



Oleh: Imam Taufiqurrosidin

Sering kita jumpai di koran-koran tentang demonstrasi menentang kenaikan harga BBM, tarif telepon, dasar listrik, ataupun sembako yang semakin mencekik. Marak di berbagai kota Indonesia -hampir setiap hari- berdemonstrasi dengan harapan apa yang mereka perjuangkan dapat dipenuhi oleh pemerintah. Dan berita terhangat kini adalah demonstrasi menentang agresi Israel ke jalur Gaza; tidak hanya di Indonesia, akan tetapi orang-orang dari berbagai suku, etnis, bahkan agama di berbagai pelosok penjuru dunia turut berpartisipasi menentang kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina yang telah menewaskan 1300 syuhada (400 diantaranya anak-anak yang tak berdosa).

Bagaimana dengan negara Arab yang sebenarnya adalah satu rumpun? Ternyata mereka sama saja dengan sekutu-sekutu Israel yang lainnya; hanya diam membisu. Hanya sebagian kecil yang membantu perjuangan Palestina bahkan diantaranya merestui dan membantu agresi Israel seperti Mesir dan Yordania.

Mereka lebih takut ancaman mantan presiden Amerika George Bush, “you are either with us or you are against us,” dari pada ancaman dan adzab Allah swt. Aneh!
Berbagai peristiwa yang menyedihkan dari masa ke masa semakin berkembang biak dan terus berkembang seakan sulit untuk dibendung bak cerita bersambung, sehingga hal tersebut menyita banyak perhatian masyarakat dan para pemuda seperti kita ini untuk mencari obat mujarab yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit kronis tersebut.

Pengertian politik

Politik berdasarkan dengan pemahaman yang ada sekarang adalah sesuatu yang kejam dan kotor. Hal ini bisa kita lihat dengan realita yang ada; para politikus berlomba-lomba mencari kekuasan dengan berbagai cara “tak kenal halal atau haram,” saling sikut, saling jejal, saling tendang dan saling serang, kawan bisa menjadi lawan dan musuh bisa menjadi teman. Yang penting tujuan untuk menduduki kursi empuk dan basah bisa terealisasi. Inilah pengertian politik dewasa ini.

Sedangkan politik dalam bahasa Arab biasa dikenal dengan istilah siyasah. Karenanya di dalam kitab-kitab ulama salafusshalih terdahulu banyak dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Adapun pengertian siyasah secara bahasa berakar dari kata sasa-yasusu-siyasatan. Maka jika seseorang mengatakan sasa addawaba awil farsa maknanya adalah merawatnya, melatihnya, mendidiknya. Dan Bila kata siyasah disambungkan dengan kata al-amru maka akan mempunyai makna lain; sasa al-amru siyasatan maka akan bermakna mengurusi/mengatur urusan.

Pengertian politik menurut asosiasi negara Kuwait yang dinukil dari kamus Rubir; adalah seni yang berkenaan dengan pengaturan masyarakat. Dan politik menurut undang-undang adalah prinsip-prinsip atau seni yang berkenaan dengan urusan umum. Sedangkan politik menurut pengertian Islam dalam kitab Mafahin Siyasah: pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri dengan hukum tertentu.

Apakah politik tercantum di dalam al-Qur'an dan Hadis?
Kata siyasah (politik) tidaklah tercantum di dalam al-Qur'an baik di surat Makiyah ataupun surat Madaniah. Dan inilah yang menjadi landasan pemikiran sebagian umat Islam yang menganut paham sekularisme; islam hanya agama spiritual yang tidak ada hubungannya dengan urusan politik dan kenegaraan. Tidak diragukan lagi bahwa pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang keliru (paragolisme), memang benar bahwa kalimat siyasah tidak tercantum di dalam al-Qur'an akan tetapi banyak kata di dalam al-Qur'an yang mengandung makna siyasah.

Misalkan kata Al-Mulk (penguasa), sebagaimana firman Allah Swt menceritakan tentang penguasa yang terpuji: "Maka sungguh kami telah memberikan kepada keluarga Ibrahim kitab dan hikmah, dan kami berikan kepada mereka kerajaan yang besar." (Qs. An-Nisa: 54). Kemudian firman Allah Swt lainnya tentang penguasa yang dzolim: "Sesungguhnya Firaun menyombongkan dirinya di bumi dan membuat penduduknya terpecah-pecah. Dia menindas satu golongan dari mereka, menyembelih anak-anak laki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." (Qs. Al-Qashash: 4).

Contoh lain adalah kata At-Tamkin, sebagaimana firman Allah Swt: "Dan kami hendak memberikan karunia kepada mereka yang tertindas di bumi, kami jadikan mereka menjadi pemimpin-pemimpin dan kami jadikan mereka pewaris". (Qs. Al-Qashah: 5) Contoh kata lain yang bermakna siyasah adalah Al-Istikhlaf (menjadikan khalifah), firman Allah Swt: "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh diantara kamu, sungguh Dia akan menjadikan mereka pimpinan di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan pemimpin orang-orang sebelum mereka, dan sungguh dia meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka, dan sungguh Dia akan menggantikan ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka menyembah-Ku, tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah demikian itu, maka mereka itulah orang orang yang fasik". (Qs. An-Nur: 55)
Contoh lain adalah kata Al-Hukmu, misalnya dalam firman Allah Swt: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu supaya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menghukum diantara manusia hendaklah kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (Qs. An-Nisa: 58) Dalam sabdanya, Rasulullah Saw sendiri menggunakan kata siyasah: “Adalah bani Israil mereka diurusi oleh para nabi (tasusuhumul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak akan nada nabi setelahku namun akan banyak para khalifah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Politik islam

Islam adalah agama yang kaffah, mencakup semua aspek urusan-urusan dunia dan akhirat, kedua hal tersebut menyatu dalam kesatuan yang solid, saling beriringan dan tidak mungkin untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Sebagai konsekuensinya politik dan agama menurut sumber dan dasarnya adalah dua sisi mata uang yang sama. Di atas tadi kita sudah memaparkan sedikit dampak-dampak kerusakan yang disebabkan oleh perpolitikan faham sekularisme. Mereka berkeyakinan dan dengan amat PDnya mengatakan; politik harus dipisahkan dengan agama, politik menjadi lemah dan hancur apabila dirasuki nilai-nilai agama. Dan sayangnya faham sekularisme ini tidak hanya dianut oleh orang orang non-Islam, melainkan sebagian umat Islam juga mengadopsinya.

Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa ajaran Islam tidak ingin adanya penyekatan antara agama dan politik. Islam ingin melaksakan politik selaras dengan tuntutan yang telah diberikan agama dan menggunakan negara menjadi salah satu wasilah untuk melayani Allah Swt. Islam menggunakan sarana kekuatan politik untuk mereformasi masyarakat dan tidak membiarkannya jatuh ke tempat terakhir yang paling buruk. Hal ini menunjukkan bahwa reformasi yang dikehendaki oleh Islam tidak cukup dilaksanakan melalui khutbah dan taklim saja, akan tetapi kekuatan politikpun amat penting untuk ambil bagian.

Islam selalu menginginkan berlakunya syariat dan berdirinya khalifah islamiyah, namun bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud jikalau kita masih percaya bahwa politik harus dijauhkan dari agama? Dan bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud kalau kita masih dipimpin oleh orang-orang yang membenci Islam, menindas Islam yang tidak menginginkan syariat Islam berlaku? Apakah kita tidak sadar, bahwa dengan kekuasaan kita bisa dengan mudah mengislah masyarakat, melakukan aktifitas islami tanpa ada kungkungan dari musuh-musuh islam? Alhamdulillah, kesadaran umat islam untuk berpolitik kian hari kini mulai tumbuh. Sebagai bukti dengan munculnya partai-partai berasaskan Islam, seperti PKS, PPP, atau Masyumi. Dan yang lebih fenomenal adalah fatwa MUI tentang haramnya GOLPUT. Semua ini dilakukan dengan harapan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit masyarakat, menjalankan syariat islam; dan pada akhirnya berdirinya khilafah islamiyah yang kita cita citakan.

Pemilu 9 April 2009 sebentar lagi dilaksanakan, akan dikemanakan suara kita? Percayalah, satu suara Anda akan menentukan masa depan bangsa kita!

 

kajian ISLAH Copyright © 2009 http://kajian-islah.blogspot.com by kajian Islah's zagazig-tafahna