Antara Pemuda dan Harapan



Oleh: Iqbal Muslich

Sejarah telah mencatat bahwa di setiap gerbong perubahan ada pemuda yang memegang peranan besar di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik pemuda yang meledak-ledak, tidak takut dengan ancaman. Tegas dan berani. Dan memang begitulah seharusnya. Pemuda harus mampu menjadi lokomotif perubahan di setiap jengkal tanah yang dijejaknya. Maka Allah SWT telah menceritakan bagaimana seorang pemuda menjadi asas pembinaan sebuah kerja. “Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar. Sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan mereka dengan hidayah petunjuk.” Sebagaimana hadits Rasulullah SAW juga banyak menyebut perihal pemuda: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Seandainya agama itu berada di bintang, niscaya salah seorang dari lelaki Persi atau pemuda-pemuda Persi akan pergi ke sana untuk mendapatkannya.”

Begitu pula jika dilihat dari rekam sejarah di seluruh penjuru bumi ini, maka akan kita dapati kisah-kisah heroik seputar peranan pemuda dalam kebangkitan dan revolusi di negaranya. Di Yunani kita akan melihat sebuah wadah perjuangan mahasiswa Yunani -National Union of Greek Student- yang berhadapan dengan rezim Papandreao melaksanakan serangkaian aksi menuntut kebebasan, keadilan sosial, demokarsi dan HAM. Aksi-aksi tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan jatuhnya rezim Papandreou walaupun meminta korban dari pihak mahasiswa. Di Perancis Union National des Etidiants de France ( UNEF ) –wadah perjuangan mahasiswa Perancis– memelopori pemogokan umum menyeluruh selama dua bulan pada Mei-Juli 1968. Aksi ini memicu “krisis Mei ” yang tercatat sebagai krisis paling hebat dalam sejarah Prancis sepanjang abad 20.

Di negara kita tercinta Indonesia, hal ini juga terjadi. Sejarah mencatat bagaimana gelombang reformasi yang dimotori oleh para mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahan yang telah bertahan selama 32 tahun. Di berbagai belahan dunia lain pun, kita akan melihat bahwa kaum muda mampu menggerakkan masyarakat untuk menuntut perubahan. Sudan, Aljazair, Korea Selatan, Turki, Bolivia, dan Kuba menjadi saksi bagaimana kisah-kisah heroik itu terjadi. Dalam sejarah dakwah Islam, pemudalah yang juga menjadi tumpuan utamanya. Kita tidak akan lupa dengan kisah Nabi Daud ketika mengalahkan Jalut, kisah Nabi Yusuf ketika menghadapi cobaan dari saudara-saudaranya sampai akhirnya memimpin Mesir, kisah Nabi Ibrahim yang dengan gagah berani menentang penyembahan berhala dan juga kisah Rasulullah SAW beserta sahabatnya membawa risalah Islam ini, memimpin bangsa Arab dari kebodohan menuju cahaya yang terang benderang.

Peran Pemuda Muslim

Jatuhnya kekhalifahan Turki Usmani pada tahun 1924 menjadi simbol titik terendah perjalanan kaum muslimin sebagai ummat. Pasca jatuhnya Turki Usmani tersebut, kita dihadapkan pada dua tantangan besar:
1. Dibutuhkan upaya keras untuk mengembalikan ruh persatuan umat karena negeri-negeri muslim tercerai berai dan tersekat oleh ideologi nasionalisme.
2. Dibutuhkan perjuangan menyeluruh di berbagai bidang untuk membebaskan ummat dari belenggu kolonialisme-imperialisme dengan segala macam pengaruhnya.

Kita dapati bahwa para penjajah berusaha untuk menanamkan pengaruhnya dan mencengkeram negara-negara Islam dengan kekuatan mereka untuk menghapus nilai-nilai Islam di kehidupan masyarakat. Upaya ini mereka lakukan di seluruh bidang: politik, undang-undang, budaya, sosial dan ekonomi. Maka sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian para pemuda muslim. Sudah saatnya bagi kita untuk mengatakan “telah selesai waktu istirahat” -sebagaimana dulu Rasulullah mengatakannya ketika mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Hari-hari ke depan adalah hari-hari penuh perjuangan, penuh dengan darah dan keringat, berkorban demi tegaknya Islam di muka bumi ini. Setiap pemuda muslim harus benar-benar menghayati semboyan: Allah tujuan kami, Rasul teladan kami, al Quran petunjuk kami, jihad jalan kami, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi, sebagai semboyan yang melandasi setiap gerak langkah kehidupannya.

Rahasia kesuksesan kebangkitan Islam adalah manakala syarat-syarat tegaknya Islam di kali pertamanya bisa dipenuhi kembali. Dan salah satu syarat asasinya adalah tersedianya para pemuda pejuang yang beriman kepada Allah SWT dan berjuang secara konsisten di bawah naungan petunjuk Allah SWT.

Medan Amal

Sebagaimana yang kita pahami bahwa pusat kekuasaan ada dalam pemerintahan, yang dari situ lahir kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan urusan masyarakat, maka dalam sasaran mobilitas vertikal yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak kader dakwah ke berbagai pusat kekuatan dan kekuasaan untuk mempengaruhi, merumuskan, menterjemahkan dan mengimplementasikan kebijakan publik agar sesuai dengan nilai-nilai dan syariat Islam. Dalam konteks sebuah negara, ada 3 sektor yang menjalankan fungsi dari seluruh bidang kehidupan:
1. Privat sektor: sektor kehidupan masyarakat yang semangatnya adalah “profit orientation” yang bekerja dalam mekanisme pasar. Motif yang dikembangkan adalah ekonomi. Nilai yang dianut adalah efisiensi dan produktifitas. Bagaimana untuk memenuhi hajat hidup dengan kemandirian ekonomi. Dan ini sunnatullah.
2. Publik sektor: sektor kehidupan yang semangatnya adalah “pelayanan” kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Sektor publik dibentuk melalui kontrak sosial dimana masyarakat memberikan amanat kepada sekelompok orang –sebagai bagian dari mereka- untuk mengatur dan mengelola kebijakan publik. Juga sebagai juri penengah jika ada diskriminasi atau penindasan.
3. Third sectok: sektor ini adalah pelengkap dari dua sektor di atas. Semangat utamanya adalah tanggung jawab individu untuk mengusung tugas sosial mensejahterakan masyarakat. NGO (non Govermental Organization) adalah pengejawantahan dari sektor ini untuk menjadi komponen non-pemerintah yang mengambil peran komplementatif upaya penyejahteraan masyarakat. Sektor ini juga bisa berfungsi mengontrol dan mengawasi kinerja pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam ketiga sektor ini, haruslah seorang pemuda muslim memainkan peranannya. Mampu menjadi seseorang yang bermanfaat untuk masyarakat. Dari banyaknya pemuda-pemudi Islam kita harapkan akan lahir keluarga-keluarga Islam, yang kemudian menjadi masyarakat yang Islami sehingga dari situ akan lahir pemerintahan yang Islami dan pada akhirnya kita harapkan akan semakin banyaknya negara-negara Islam menuju tercapainya Islam sebagai ustadziyatul alam. Untuk merealisasikan tugas dan kewajibannya tersebut, menurut Abdullah Nashih Ulwan seorang pemuda muslim harus memiliki 5 syarat:
1. Iman yang kokoh yang tidak akan goyah.
2. Keikhlasan yang sebenarnya
3. Kekuatan tekad yang tidak mengenal rasa takut dan gentar
4. Kerja yang nyata
5. Pengorbanan yang tulus yang tidak mengharapkan apa-apa selain kemenangan atau syahadah.

Dengan 5 hal tersebut, Insya Allah kebangkitan Islam yang pemuda akan menjadi tulang punggung pergerakannya akan segera terwujud. Saat ini, umat menantikan pemuda yang akan mengembalikan bangunannya kembali!!

 

kajian ISLAH Copyright © 2009 http://kajian-islah.blogspot.com by kajian Islah's zagazig-tafahna