Apa Peran Kita Untuk Mereka?


Oleh: Taufan Januardi


Pernahkah terpikir mengapa Gandhi dikenal sebagai tokoh fenomenal yang dapat menggerakan rakyat India? Mengapa juga Soekarno hanya dengan pidatonya mampu membakar semangat rakyat Indonesia? Dan mengapa Ayatullah Khomaeni dengan kata-katanya mampu melakukan revolusi? Mungkin karena mereka adalah orang-orang berbakat pilihan Tuhan dan kharismatik yang begitu besar sehingga mampu menggerakkan orang-orang di sekeliling mereka guna melakukan perubahan ataupun revolusi.Akan tetapi sadarkah kita: kita juga makhluk istimewa dengan beragam bakat dan potensi.

Tergantung bagaimana kita menggunakan bakat, kemampuan ataupun potensi yang kita miliki dalam berkontribusi di dalam kehidupan bermasyarakat. Tidaklah mengapa jikalau tidak sepiawai Gandhi dalam bertutur kata ataupun meyakinkan orang lain, karena mungkin setiap kita mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam berkontribusi terhadap masyarakat, bangsa ataupun agama.

Contoh tokoh-tokoh di atas adalah orang-orang besar yang berhasil berkontribusi serta membawa perubahan di lingkungan sekitarnya dan mungkin secara tidak langsung kita pun merasakan perubahan yang dihasilkan oleh mereka. Dan tentunya mereka tidak langsung terlahir menjadi orang besar. Seyogyanya mereka melewati usaha-usaha ataupun kontribusi kecil terlebih dahulu sebelum bisa melakukan perubahan dan pengaruh besar bagi masyarakatnya. Kalaulah kita hanya termangu menunggu akan terlahirnya orang-orang besar yang akan membawa kehidupan ke arah yang positif ataupun kepada perubahan yang lebih baik -tanpa pernah berusaha- maka akan memakan waktu yang panjang atau mungkin sia-sia. Berharap mereka akan melakukan segalanya dan berharap mereka menggerakkan kita untuk melakukan perubahan seperti halnya suatu negara mengharapkan hadirnya Ratu Adil untuk merubah keadaan negerinya.

Maka musti berapa lama kita menunggu? Haruskah kita habiskan sisa umur kita hanya untuk menunggu? Dan sayangnya orang besar adalah makhluk langka yang tak terlahir dari sebuah penantian sahaja. Mereka sama halnya seperti kita, hanya yang berbeda adalah kontribusi mereka sehingga mereka menjadi orang besar.

Maka beruntunglah kita sebagai muslim, di setiap apa yang dilakukan jika disandarkan kepada Allah SWT. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu diniatkan untuk menggapai ridho-Nya maka dihitung sebagai pahala. Oleh karena itu, marilah kita ikut berperan berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, negara dan agama, terlebih kita sebagai delegasi dari daerah kita masing-masing.

“Jangan remehkan hal-hal kecil karena di situlah letaknya kesempurnaan,” begitulah yang dikatakan Michelangelo, seorang seniman terkemuka. Dan memang benar adanya karena takkan pernah berdiri kokoh suatu bangunan tanpa ada unsur terkecil dari bangunan itu yang terlihat maupun tidak terlihat tentunya. Sekecil apapun itu kontribusi kita, diakui atau tidak, dihargai ataupun tidak dihargai, jadi orang besar atau tidak, adalah merupakan salah satu batu bata pembangunan menuju perubahan yang lebih berarti. Karena yakinlah setiap apa yang kita lakukan, walaupun tak seorang pun melihat, masih ada Allah Yang Maha Melihat.

Mungkin saja karena kebaikan yang tidak sengaja kita lakukan ataupun dari infaq yang kita berikan kepada orang lain, yang menurut kita kecil dan bukan apa-apa atau tidak ada artinya sama sekali bagi kita, bisa jadi bagi orang lain adalah sesuatu yang amat sangat berharga. Dan itu hanyalah salah satu contoh saja dari sekian banyak realita yang ada. Serta bentuk-bentuk kontribusi kita terhadap perubahanpun beragam sesuai kemampuan dan profesi kita masing-masing. Maka tunjukanlah apa yang bisa kita persembahkan untuk masyarakat, negara dan agama kita.

Selama kita adalah manusia maka kita makhluk sosial yang lemah tanpa orang lain di sekitar kita. Dan tanpa adanya orang-orang di sekitar, kita bukanlah siapa-siapa. Maka dari itu ketika kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan, mau tidak mau kita juga harus ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan orang di sekitar kita jika memang benar-benar adalah mahkluk sosial. Karena idealnya makhluk sosial itu seperti halnya seorang muslim, tidak hanya membutuhkan orang lain akan tetapi berguna juga bagi sesama. Dan sekarang pertanyaannya, kontribusi apa yang akan kita berikan kepada mereka? Wallahu alam bi As shawab

 

kajian ISLAH Copyright © 2009 http://kajian-islah.blogspot.com by kajian Islah's zagazig-tafahna